MASYA ALLAH.... KUATNYA TEKAD, CUMA LULUSAN SMK PASURUAN, MENDAFTAR DI UNIVERSITAS ISLAM MADINAH

Anugrah Terindah

Mendaftar pertama kali ke Universitas Islam Madinah (UIM) pada tahun 2014 setelah lulus SMK Negeri 1 Pasuruan. Belum ada bekal apa-apa hanya modal yakin.

Sambil menanti, pada tahun yang sama kami juga mendaftar ke LIPIA Jakarta (I'dad Lughowi). Qodarollah tidak lulus.

Akhirnya berlabuh ke Lembaga Studi Islam dan Bahasa Arab (LSIA) Bekasi untuk memperdalam bahasa arab setingkat D1 (masa belajar 1 tahun). Lulus tahun 2015.

Pengumuman UIM tak kunjung datang, kami mendaftar lagi untuk kedua kali ke LIPIA (I'dad Lughowi) dan juga ke STIBA (Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab) Ar Royah Sukabumi serta beberapa kampus lainnya.

Qodarollah di LIPIA tidak lulus, dan di STIBA Ar Rayyah lulus.

Pada tahun yang sama juga mendaftar di Universitas Al Azhar Kairo, dan alhamdulillah lulus.

Akhirnya memutuskan untuk ke Universitas Al Azhar Kairo di benua Afrika sana.

Awal masuk disana harus ikut kelas Bahasa Arab dahulu selama beberapa bulan. Akhirnya lulus juga dan bisa masuk ke tingkat Sarjana pada tahun 2016.

Dua tahun tidak pulang kampung, hidup di Mesir dengan kondisi sangat sederhana. Harus kerja untuk hanya sekedar bisa makan dan bayar kontrakan. Walaupun kerjanya Part Time (sepekan hanya satu hari kerja, sisanya untuk belajar).

Pada tahun 2017 diberi rizki umroh untuk pertama kali dari arah yang tidak disangka-sangka, padahal tidak punya uang yang cukup namun Allah Ta'ala yang mencukupi.

Saat itu ada kesempatan untuk ikut Muqobalah (Tes Wawancara) secara langsung di Universitas Islam Madinah, alhamdulillah berjalan lancar, dan semua pertanyaan bisa terjawab.

Qodarollah pendaftaran tahun 2014 kami tidak diterima, sehingga harus mencoba lagi walaupun sudah nyaman di Mesir saat itu karena sudah semester 4.

Pada tahun 2018 nama kami tidak ada di dalam daftar nama nama yang diterima di Universitas Islam Madinah, kami hanya bisa pasrah mungkin memang harus fokus di Mesir untuk menyelesaikan jenjang sarjana.

Pada tahun itu juga mendapatkan rizki Haji pertama kali seumur hidup, sebuah kewajiban bagi umat Islam yang diberikan kemampuan oleh Allah.

Sepulang haji diberi rizki oleh Allah untuk menyempurnakan setengah agama dengan seorang gadis asal Riau.

Qoddarullah setelah nikah belum bisa untuk hidup bersama di Mesir, harus LDR dulu karena istri ada kewajiban menyelesaikan kuliahnya.

2018 akhir kami mendapatkan kabar gembira karena istri dinyatakan hamil, tentu hal yang sangat ditunggu tunggu oleh pasutri

Namun awal 2019 kami menerima kabar duka, harus merelakan calon anak kami tidak terselamatkan, Allah lebih sayang kepadanya.

Kami sudah memasuki semester 7 di Universitas Al Azhar Kairo.

Saat itu pula ada kabar gembira, yaitu kami diterima sebagai Mahasiswa Universitas Islam Madinah (Sarjana).

Sebuah Anugrah yang luar biasa, bisa diterima di kampus impian dari sekian puluh ribu yang daftar.

Maju mundur antara ambil atau tidak, karena harus ada yang di korbankan. Akhirnya mendapat banyak nasihat untuk mengambil UIM karena banyak keutamaan yang akan didapat.

Walau demikian kami bertekad untuk tetep berusaha menyelesaikan kuliah di Universitas Al Azhar Kairo.

2019-2020 kami resmi menjadi mahasiswa di dua kampus sekaligus (UIM dan Al Azhar).

Awal 2020 di liburan semester ganjil, kami berangkat ke Mesir untuk mengikuti ujian semester 7.

Pada tahun itu terjadi Covid 19 sehingga kampus memberlakukan kuliah Online.

Ujian semester 2 di UIM dilakukan secara online sedangkan ujian semester 8 di Al Azhar ditunda hingga waktu yang tidak ditentukan.

Kami mendapatkan instruksi dari Kampus UIM agar segera pulang ke Indonesia walaupun harus antri untuk mendapatkan tiket pulang. 

Pertengahan tahun 2020 akhirnya ujian semester 8 dijadwalkan, qodarollah saat itu kami belum bisa mengikutinya harus izin untuk menunda ujian, sehingga nanti akan ikut ujian susulan.

Alhamdulillah pada bulan November 2020 jadwal ujian susulan Universitas Al Azhar telah terbit, kami pun bertekad untuk berangkat ke Mesir untuk menuntaskan semuanya.

Walaupun berat karena harus LDR lagi dengan keluarga yang sejak awal nikah jarang sekali berkumpul, hanya momen liburan saja. Di UIM tidak boleh bawa keluarga untuk semester 1/2, baru boleh bawa keluarga ketika semester 3. Walau demikian ada banyak syarat yang harus terpenuhi untuk membawa keluarga.

Bulan Desember pengumuman bahwa kami dinyatakan lulus dan resmi mendapatkan gelar sarjana (Lc) dari Universitas Al Azhar Kairo. Alhamdulillah atas dukungan dan doa orang tua kami yang selalu memberi suport kepada kami.

Kegiatan di akhir 2020 hingga 2021 fokus kuliah di UIM, saat itu kuliah dilakukan secara online 2 semester hingga pada akhirnya tahun 2021 diberi kemudahan kembali untuk menuntut ilmu di kota Nabi.

Dari sejak awal kuliah hingga tahun itu bertepatan juga dengan adek yang kuliah di Turki, qodarollah beasiswanya tidak full sehingga kami harus ikut suport dari segi pembiayaan.

Uang mukafaah kami di UIM harus kami bagi untuk keluarga, biaya adek dan biaya lainnya. Walaupun harus makan apa adanya, sehingga tidak pernah beli makanan di mat'am kampus. Makan seadanya yang penting bisa mengganjal lapar walau sering tanpa lauk.

Alhamdulillah bisa dijalani dengan baik. Dengan Izin Allah ada pemasukan lain dari penjualan buku-buku tulisan kami yang sedikit membantu.

Saat itu masih LDR belum bisa bawa Istri karena biayanya belum ada, karena saat itu uang jaminan yang dibebankan oleh kampus sebesar 30 rb Riyal sekitar 125 jt, belum lagi biaya lainnya hingga total hampir 200 jt.

Keinginan untuk membawa keluarga akhirnya bisa tercapai di tahun 2022 dengan segala macam pengorbanannya. Awalnya terlihat mustahil namun ada saja jalannya.

Walaupun hidup sederhana namun nikmat sekali jika dilalui bersama sama keluarga, terlebih hidup di Kota Madinah.

Hingga berlalu dua tahun hidup bersama keluarga, tak terasa masa pendidikan sudah akan selesai di Kota Nabi selama kurang lebih 4,5 tahun.

Pada tahun 2024 kami dinyatakan lulus dari jenjang sarjana di Fakultas Hadits Universitas Islam Madinah dengan berbagai macam lika likunya.

Kami berikhtiar untuk bisa menambah masa tinggal di Kota Madinah dengan mendaftar ke jenjang Pascasarjana.

Walau sebenarnya kami sudah memiliki gelar Master Pendidikan yang telah kami ambil secara online di sela sela kuliah di Madinah.

Dengan berbagai macam rintangan akhirnya bisa dilalui dengan baik.

Dan Allah masih mengizinkan kami untuk tinggal di Madinah lebih lama lagi karena dengan Izin Allah kami diterima di Jenjang Pascasarjana Universitas Islam Madinah.

Doa orang tua, keluarga sungguh luar biasa bisa menguatkan langkah kami.

Jazakumullah khoir kepada para guru, asatidzah, rekan rekan semuanya yang telah mendoakan langkah kami dalam menuntut ilmu, semoga Allah memberikan keberkahan.

Semoga bisa terus memberikan manfaat dimanapun kami berada.

✍️Abu Yusuf Akhmad Ja'far, Lc, BA, M.Pd

Ditulis di Kota Madinah menjelang hari hari Terbaik sepanjang Masa

(fb penulis)
Baca juga :