Manuver Koalisi Prabowo di Pilkada Serentak

Manuver Koalisi Prabowo di Pilkada Serentak

PARTAI politik di lingkup internal Koalisi Indonesia Maju (KIM) bakal melanjutkan koalisi dalam pemilihan presiden itu ke tingkat pilkada. Mereka kompak soal kandidat calon kepala daerah dalam pilkada sejumlah provinsi. Namun tarik-ulur terjadi untuk urusan calon kepala daerah Jakarta.

Presiden Jokowi meminta pimpinan partai politik di KIM kompak mendukung Ridwan Kamil sebagai calon Gubernur Jakarta. Golkar masih bimbang untuk memutuskan apakah Ridwan Kamil akan berkontestasi dalam pilkada Jakarta atau Jawa Barat. 

PDI Perjuangan sudah menyiapkan strategi menghalau manuver partai di KIM ataupun Presiden Jokowi dalam pilkada. Partai berlambang banteng moncong putih itu bakal berkoalisi dengan PKB dan PKS di beberapa daerah.

***

PARTAI politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju—koalisi pendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dalam pemilihan presiden 2024—berencana melanjutkan koalisi mereka pada pemilihan kepala daerah serentak 2024. Mereka berencana berkoalisi di sejumlah provinsi dan daerah padat pemilih, di antaranya Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jakarta.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia mengatakan memang ada pembicaraan di antara pimpinan partai di Koalisi Indonesia Maju untuk melanjutkan koalisi dalam pemilihan presiden di tingkat pilkada. Koalisi tersebut terdiri atas Golkar, Partai Gerindra, Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional, Partai Solidaritas Indonesia, Partai Bulan Bintang, dan Partai Gelora.

"Golkar bagian dari Koalisi Indonesia Maju. Dalam menghadapi pilkada, pasti ada pembicaraan di antara pimpinan Koalisi Indonesia Maju," kata Doli saat membahas kontestasi pilkada Jawa Barat di Kuningan, Jakarta Selatan, Ahad, 16 Juni 2024.

Namun, kata dia, lingkup internal Koalisi Indonesia Maju belum sepakat berkoalisi di beberapa daerah, antara lain di Jawa Barat dan Jakarta. Di dua provinsi ini, Golkar sudah menugasi Ridwan Kamil, mantan Gubernur Jawa Barat, menjadi calon gubernur. Golkar masih menghitung elektabilitas dan peluang Emil—sapaan Ridwan Kamil—memenangi pemilihan gubernur Jawa Barat atau Jakarta.

Beberapa partai di Koalisi Indonesia Maju justru mendorong Emil berkontestasi dalam pilkada Jakarta. Misalnya, Gerindra merekomendasikan Emil menjadi calon Gubernur Jakarta. Adapun Gerindra akan mengusung kadernya, Dedi Mulyadi, mantan Bupati Purwakarta, menjadi calon Gubernur Jawa Barat. PAN juga menyodorkan kadernya, Bima Arya Sugiarto, mantan Wali Kota Bogor, untuk berkontestasi dalam pilkada Jawa Barat, tapi sebagai calon wakil gubernur.

Silang pendapat di lingkup internal koalisi itu menjadi pembicaraan Presiden Joko Widodo dengan pimpinan partai pendukung pemerintah pada 28 Mei lalu. Mayoritas partai di Koalisi Indonesia Maju merupakan partai pendukung pemerintahan Jokowi. Pimpinan partai itu di antaranya Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.

Awalnya, agenda pertemuan mereka membicarakan reshuffle kabinet, lalu beralih ke urusan pilkada. Artikel majalah Tempo edisi Ahad, 16 Juni 2024, dengan judul "Tiket Pilkada dari Istana" melaporkan bahwa Jokowi mengusulkan nama Ridwan Kamil untuk diusung partai pendukung pemerintah dalam pilkada Jakarta. Jokowi juga meminta mereka mendukung Ridwan.

Politikus Partai Golkar itu disiapkan untuk menghadapi Anies Rasyid Baswedan dalam pilkada Jakarta. Anies adalah mantan Gubernur DKI Jakarta dan rival Prabowo-Gibran—putra sulung Jokowi—dalam pemilihan presiden 2024.

Sementara di Jawa Tengah, KIM mengerucut bakal mengusung Kapolda Jawa Tengah Inspektur Jenderal Ahmad Luthfi sebagai calon gubernur. 

Direktur Eksekutif Trias Politika Strategi Agung Baskoro menilai ada kemungkinan Koalisi Indonesia Maju akan berlanjut sampai pilkada di wilayah populasi padat dan strategis. Agung mengatakan bahwa memenangi pilkada di daerah strategis dapat membantu Prabowo-Gibran memenangi pilpres untuk periode kedua pada 2029.

"Pusat-pusat populasi ini bisa mem-backup periode kedua Prabowo atau siapa pun yang diusung oleh Koalisi Indonesia Maju," ujarnya.

Agung mengimbuhkan, melanjutkan Koalisi Indonesia Maju ke tingkat pilkada tidak mudah karena ada tumpang-tindih kepentingan di lingkup internal partai. Di Jawa Barat, misalnya, Gerindra mengusung Dedi Mulyadi, sementara Golkar menjagokan Ridwan Kamil. 

Menurut Agung, ada dorongan dari Gerindra agar Ridwan bertarung di Jakarta. Cara ini sekaligus untuk memuluskan jalan Dedi memenangi pilkada Jawa Barat. "Sedang ada tarik-menarik antara Gerindra dan Golkar," ucapnya.

Agung menyatakan sangat lumrah jika Golkar ataupun Ridwan tetap mempertimbangkan untuk berkontestasi di Jawa Barat dibanding di Jakarta. Sebab, kans Ridwan memenangi pilkada Jakarta tidak sebesar peluang Anies Baswedan. Saat ini elektabilitas Anies masih unggul dari Ridwan.

(Sumber: Koran TEMPO, Selasa, 18 Juni 2024)
Baca juga :