[PORTAL-ISLAM.ID] Mantan Jenderal militer Israel (IDF) Mayor Jenderal Cadangan Angkatan Darat Israel Yitzhak Brik tiba-tiba menyebut skenario, kemungkinan Israel runtuh. Ini karena minimnya kemampuan Israel untuk memenangkan perang yang sedang berlangsung di Gaza dan di Lebanon utara.
Dalam pernyataan yang dilaporkan oleh media Israel (30/5/2024), Brik mengatakan saat ini tentara Israel berjumlah kecil dan lelah. Ditegaskannya tidak ada kelebihan pasukan, belum lagi setiap hari perang berlanjut sehingga situasinya semakin buruk.
“Jika perang ini tidak diakhiri, maka akan menjadi konflik yang berkepanjangan, yang berpotensi menyebabkan keruntuhan Israel dan perang regional, serta meningkatnya isolasi global terhadap Israel,” katanya, seperti dikutip Al Jazeera, Jumat (31/5/2024).
Situasi bertambah buruk karena para pemimpin perang di Israel pada tingkat politik dan militer tidak mau mengakui kesalahan yang menjadi tanggung jawab mereka. Ini, tegas Brik, akan membawa Israel ke jurang yang dalam.
“Para pemimpin perang di Israel pada tingkat politik dan militer tidak mau mengakui kesalahan yang menjadi tanggung jawab mereka,” imbuhnya.
Karena kegagalan Israel dalam mengakhiri perang, konflik tersebut kata dia, akan berubah menjadi perang gesekan yang akan berlangsung selama bertahun-tahun dan pada akhirnya akan menyebabkan keruntuhan Israel. Seiring berjalannya waktu, tambahnya, Israel juga akan semakin terisolasi secara global.
Di sisi lain, ia juga mengkritik kepemimpinan Israel di tingkat politik dan militer. Menurutnya ini akan membawa Israel menuju bencana.
Brik berpendapat bahwa Israel kalah perang sejak awal pada 7 Oktober 2023, menggambarkannya sebagai hal yang memalukan. Ia menyarankan bahwa alih-alih berbicara tentang kemenangan mutlak, Israel seharusnya fokus untuk mengatasi kekalahan dengan prioritas yang jelas.
Sejak invasi darat ke Jalur Gaza dimulai pada 27 Oktober tahun lalu, pasukan Israel dilaporkan mengalami kerugian besar baik tentara maupun peralatan. Tentara Israel mengumumkan bahwa sejak dimulainya perang pada 7 Oktober, 642 tentara Israel telah tewas dan 3.643 luka-luka, meski beberapa sumber di Israel mengatakan angka sebenarnya lebih tinggi. (*)