Ketika kelak Nabi Isa turun, madzhab-madzhab fiqh yang ada tidak lagi diamalkan

Ketika kelak Nabi Isa turun, madzhab-madzhab fiqh yang ada tidak lagi diamalkan, semua akan beramal dengan ijtihadnya Nabi Isa.

Karena,
لا اجتهاد مع وجود النص

"Tidak boleh berijtihad selama ada nash."

Dan pendapat beliau seakan nash. Ijtihad seorang Nabi tidak akan "keliru".

Nabi Isa akan berijtihad dan beristinbath dari Al-Qur'an, Sunnah, dan Ijma'. Karena beliau adalah seorang mujtahid, maka tidak boleh taqlid ke mujtahid yang lain. Saat itu, perbedaan pendapat tidak lagi dianggap.

[مؤنس الجليس، ٢\٣٧١]

Dan perlu diketahui bahwa kelak ketika Nabi Isa turun, sifat kenabiannya tidak hilang. Ia tetap menjadi Nabi dan sekaligus ummat Nabi Muhammad ﷺ.

Sehingga para ulama mengatakan bahwa tidak ada seorang Nabi yang di antara ummatnya ada seorang Nabi juga kecuali Nabi Muhammad ﷺ.

Dalam banyak hadits, Nabi ﷺ menceritakan bahwa Nabi Isa nanti ketika akan sholat berjamah ditawarkan menjadi imam sholat, tapi beliau menolak dan mempersilakan imam ratib tetap menjadi imam, beliau akan menjadi makmum, sebagai bentuk pemuliaan Allah atas ummat baginda Nabi ﷺ.

Dalam shahih Muslim Nabi ﷺ bersabda,

"فينزل عيسى ابن مريم عليه السلام، فيقول أميرهم : تعال صل لنا، فيقول : لا، إن بعضكم على بعض أمراء تكرمة الله هذه الأمة" (رواه مسلم) 

(Amru Hamdany)

Baca juga :