Imam Bukhari mendoakan keburukan untuk yang menzaliminya, termasuk penguasa

Imam Bukhari mendoakan keburukan untuk yang menzaliminya, termasuk penguasa.

Singkat cerita walikota Bukhara Khalid bin Ahmad Adz-Dzuhli meminta Imam Bukhari untuk mengajari anaknya kitab Shahih dan At-Tarikh secara privat, maklum dia kan pejabat (waliyyul amri syar'iy yg menerapkan syariat Islam bawahan Khilafah Abbasiyyah), gengsi lah anaknya bersama rakyat jelata.

Tapi Imam Bukhari menolak dengan mengatakan aku tidak akan men-spesial-kan siapapun, semua sama dalam majlisku.

Tak hanya itu, Imam Bukhari juga menolak datang ke istananya dan mengatakan kalau mau belajar datang kemari, bukan saya yang datang ke sana.

Maka Khalid murka dan mulai cari jalan bagaimana caranya agar Imam Bukhari menderita dan terusir dari situ. Lalu dia kerjasama dengan seorang ulama dan da'i juga yang tokoh di sana yaitu Huraits bin Abi Waraqa` dan seorang lagi.

Mereka ini lalu mencari-cari celah kesalahan Imam Bukhari, salah satunya kasusnya dengan Muhammad bin Yahya Adz-Dzuhli dulu yang mulai reda tapi dipanasi lagi.

Akhirnya Imam Bukhari terusir dan jadi korban fitnahan mereka.

Nah saat itulah Imam Bukhari berdoa:

اللهم أرهم ما قصدوني به في أنفسهم وأولادهم وأهاليهم

"YA ALLAH, PERLIHATKAN KEPADA MEREKA APA YANG MEREKA TUJUKAN KEPADAKU (BERUPA FITNAH ITU -PENERJ) DAN ITU TERJADI PADA DIRI, ANAK DAN KELUARGA MEREKA."

=============

Akhirnya doa itu terkabul, 6 bulan kemudian Khalid sang wali kota terlibat kasus hingga ditangkap oleh pimpinan wilayah dinasti Thahiriyyah, padahal dia dikenal walikota yang baik sebagaimana kata Adz-Dzahabi dalam Siyar A'lam Nubala`.

Sementara Huraits ditimpakan bala dari Allah pada masalah keluarga yang sangat tabu dibicarakan.

Lalu yang satunya lagi ditimpa bencana dalam hal anaknya.

Allah menimpakan apa yang mereka fitnahkan kepada Imam Bukhari pada diri dan keluarga mereka sendiri.

*Screenshot di atas dari Tarikh Baghdad terbitan Dar Al-Kutub Al-Ilmiyyah jilid 2 hal. 32.

(Ust Anshari Taslim)

Baca juga :