[PORTAL-ISLAM.ID] Syaikh Ahmad Khathib al-Minangkabawi (26 Juni 1860 – 9 Oktober 1915) adalah seorang ulama Indonesia asal Minangkabau, ia dikenal terutama karena pernah menjadi Imam Besar di Masjidilharam (Imam Besar Masjidil Haram Non-Arab Pertama) dan guru dari banyak pemimpin Islam Indonesia. Beliau adalah gurunya Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, gurunya Hasyim Asyari, pendiri Nahdlatul Ulama dan gurunya Sulaiman Ar-Rasuli, pendiri PERTI.
Wasiat Terakhir Syekh Ahmad Khatib Minangkabau -rahimahullah- dalam al-Qaul at-Tahif:
"Wahai anak-anakku! Tidak ada kerugian apa pun bila kalian konsisten menjalankan salat berjemaah di setiap waktu salat ketika kalian dalam kondisi sehat.
Bahkan, bukankah dalam salat berjemaah itu terdapat berbagai kebaikan di dunia dan di akhirat kalian?!
Jika kalian tidak sependapat dengan ini, maka kalian telah tersesat dari jalan yang lurus lantaran faedah dan fadilah salat berjamaah ini telah banyak disebutkan dalam hadis-hadis Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang sahih, di antaranya hadis:
«صلاة الجماعة تفضل صلاة الفذ بخمس وعشرين درجة»
Artinya: "Salat berjamaah lebih utama daripada salat sendirian sebanyak 25 derajat."
Hadis ini bermakna bahwa orang yang salat wajib secara berjemaah sama dengan orang yang mengerjakan salat secara sendiri sebanyak 25 kali.
Sebaliknya, siapa saja yang meninggalkan salat berjemaah tanpa uzur atau alasan yang dibenarkan, maka ia telah mendapatkan kerugian yang besar; ia seperti pedagang yang punya kesempatan besar untuk meraih laba 25 kali lipat dari modalnya dengan hanya satu amalan ringan, namun ia melalaikan kesempatan itu dengan mencukupkan diri mendapatkan modalnya kembali saja, tanpa keuntungan apa pun.
Orang yang seperti ini laksana orang yang meninggalkan salat berjemaah, ia tidak dipandang kecuali sebagai orang yang sangat dungu, semangatnya sangat sedikit, derajatnya rendah, kurang berakal, bahkan imannya kepada Allah dan Rasulullah sangat kurang."
(*)