Suatu ketika sayyidah Fatimah tanpa disengaja mengucap perkataan yg membuat hati sayyidina Ali terusik. Menyadari hal tersebut sayyidah Fatimah segera meminta maaf berulang-ulang kali.
Melihat wajah sayyidina Ali tak juga berubah, maka sayyidah Fatimah berlari-lari kecil di sekitar sayyidina Ali (mengitari) sebanyak 7 kali, sambil merayu-rayu mohon untuk dimaafkan.
Melihat tingkah sayyidah Fatimah di hadapannya, sayyidina Ali tak dapat menahan senyum dan memaafkan kesalahan isterinya.
Mendengar kejadian itu, Rasulullah berkata pada putrinya: "Wahai Fatimah, kalaulah dikala itu engkau mati sedangkan suamimu tidak memaafkanmu, niscaya aku tidak akan menyolatkan jenazahmu.”
Dalam hal ini, Rasulullah sedang mengajarkan pada putrinya juga para isteri, tentang bagaimana kedudukan seorang suami sebagai pemimpin di keluarga. Agar para isteri mampu menghargai suaminya dan menjaga perasaan suami.
Rasulullah bersabda:
"Ketika seorang suami pulang ke rumah, kemudian isteri menyambutnya dengan senyuman, dan bersegera mengulurkan tangannya untuk mengambil tangan suaminya, maka dosa-dosa mereka berdua serta merta berguguran sebelum kedua tangan mereka dilepaskan.” (HR Abu Daud)
أَيُّمَا امْرَأَةٍ مَاتَتْ وَزَوْجُهَا رَاضٍ عَنْهَا دَخَلَتْ الْجَنَّةَ
“Wanita mana saja yg meninggal dunia lantas suaminya ridha padanya, maka ia akan masuk surga.” (HR Tirmidzi, Ibnu Majah)
-Musa Muhammad-