WANI PIRO
Bobroknya kinerja Kementerian Perhubungan mulai diungkap para pelaku industri transportasi pasca kecelakaan bus Putera Fajar di Subang yang menewaskan 11 pelajar beberapa hari yang lalu.
Mengikuti penjelasan dua narasumber dalam siaran CNN Indonesia, saya hanya bisa geleng-geleng kepala. Mau tidak percaya, tapi narasumbernya bukan kaleng-kaleng.
Dua narasumber tersebut adalah Djoko Setyowarno dan Ahmad Wildan. Djoko merupakan Wakil Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia. Sedangkan Wildan adalah Senior Investigator KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi).
Menurut Djoko, dari 16.000 bus pariwisata yang saat ini beroperasi, hanya sekitar 10.000 unit yang berizin lengkap. Sebanyak 6.000 unit bus lainnya tidak punya izin namun bebas berkeliaran di jalan raya. Bus-bus tanpa izin itulah yang menjual tarif murah.
Banyaknya bus berizin bodong tapi bebas beroperasi sebenarnya sangat mengherankan. Kok bisa? Bagaimana proses perolehan unitnya?
Wildan, Senior Investigator KNKT, membocorkan modusnya:
1. Bus-bus itu awalnya adalah bus regular yang masuk masa peremajaan.
2. Bus-bus tersebut kemudian dibeli "pihak-pihak tertentu" untuk dialihfungsikan menjadi bus pariwisata.
3. Dengan cara itu, bus pariwisata tersebut tetap berplat kuning, walau sudah tidak pernah mengurus izin.
4. Wildan menegaskan kalau masalah ini selalu disampaikan KNKT kepada Kementerian Perhubungan mengingat peristiwa serupa telah terjadi berulang kali.
Wildan dalam siaran berita CNN Indonesia tidak menyebutkan dengan jelas siapa yang dimaksud dengan "pihak-pihak tertentu" tersebut. Namun bisa diduga, "pihak tertentu" yang dimaksud adalah orang yang punya akses dengan para pejabat pemegang otoritas penerbit izin.
Inikah wujud birokrasi wani piro?
(Joki Intarto)