[PORTAL-ISLAM.ID] Muhammad Said Didu ini paket komplit. Kritiknya berbasis data, ilmu, dan pengalaman di pemerintahan. Apa yang disampaikannya tidak omdo atau omong kosong doang.
Selama menjadi birokrat (kerja di pemerintahan), dia dikenal orang yang bersih, anti KKN.
Basis ilmunya sangat kuat. Ia kuliah S1 di Jurusan Teknik Industri di Institut Pertanian Bogor (IPB) hingga meraih gelar doktor di kampus yang sama dengan predikat Summa Cum Laude.
Secara ekonomi mandiri sebagai pengusaha, terutama di peternakan.
Keberaniannya menyuarakan kebenaran dan melawan segala bentuk kezaliman mengalir dalam darahnya sebagai orang Sulawesi.
Ia memulai karirnya sebagai birokrat di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) pada tahun 1987. Ia merintis kariernya secara berjenjang dari bawah. Ia menjadi staf, peneliti, pimpinan proyek, Direktur Teknologi Agroindustri hingga Tim Ahli Menristek/Kepala BPPT pada 2004.
Ia diangkat menjadi Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Ia menjalaninya sebagai sekretaris BUMN dari tahun 2005-2010.
Di tengah kesibukannya sebagai orang nomor dua di Kementerian BUMN itu, Said Didu juga dipercaya dengan beberapa jabatan penting. Di antaranya, sebagai Komisaris Independen PTPN IV periode 2006-2008, Komisaris Utama PTPN IV pada 2008, dan Komisaris PT Bukit Asam Tbk (PTBA) 2015.
Selain itu, di masa kabinet Kerja Jokowi, Said Didu menjadi Staf Khusus Menteri ESDM Sudirman Said pada 2014. Setelah Sudirman Said dicopot pada 2016, Said Didu pun mundur.
Ia kritis terhadap kebijakan ngawur rezim Jokowi. Lewat akun media sosialnya, Said Didu yang pakar dalam bidang energi ini makin tersohor sebagai pengritik pemerintah.
Kritikannya tak hanya soal kebijakan pemerintah soal energi seperti Freeport, tapi juga terhadap kebijakan politik lainnya. Akibatnya, Said Didu diberhentikan dari Komisaris PT Bukit Asam Tbk pada 2018.
Bahkan untuk leluasa mengkritik pemerintah, Said Didu yang sudah mengabdi 32 tahun 11 bulan 24 hari mengajukan pengunduruan diri sebagai pegawai negeri per 13 Mei 2019.
Setiap hari Said Didu menyuarakan kritknya di akun media sosialnya twitter/X. Dia juga menjadi langganan TV sebagai nara sumber atau di acara dialog/debat.
Di Pilpres 2024 kemarin, Said Didu menjadi salah satu Jubir 01 Anies-Muhaimin.
Usai Pilpres, Said Didu terus menyuarakan kritik kerasnya melalui media sosial X.
Said Didu menyampaikan ada tokoh besar yang meminta untuk makin berhati-hati karena sudah jadi target.
"Dihubingi salah seorang tokoh besar yg minta saya makin hati-hati krn sdh dijadikan "target".
Saya jawab, terima kasih nasehatnya - tapi keyakinan saya bhw selama kita berjuang membela kepentingan rakyat dari para PERAMPOK negara, saya yakin Allah akan selalu melindungi," ungkap Said Didu di akun twitternya pagi ini, Ahad, 5 Mei 2024.
Dihubingi salah seorang tokoh besar yg minta saya makin hati-hati krn sdh dijadikan "target".
— Muhammad Said Didu (@msaid_didu) May 4, 2024
Saya jawab, terima kasih nasehatnya - tapi keyakinan saya bhw selama kita berjuang membela kepentingan rakyat dari para PERAMPOK negara, saya yakin Allah akan selalu melindungi.