Menurut Ibnu Hajar al Asqolani, sayyidah Fatimah dilahirkan ketika Kabah dibangun kembali, bertempatan usia Nabi Muhammad 35 tahun. Fatimah berusia 5 tahun lebih tua dari Aisyah.
Fatimah bintu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam. Ibunda beliau adalah Khadijah bintu Khuwailid radhiyallahu‘anha. Kelahirannya pada Jum'at tanggal 20 Jumadil Akhir. Fatimah lahir beberapa tahun sebelum ayahnya diutus sebagai nabi, ada yg mengatakan 5 tahun sebelum kenabian.
Fatimah merupakan putri terakhir Rasulullah. Putra-Putri Rasulullah & Khadijah adalah:
Al-Qashim, lalu Ruqayyah, Ummu Kultsum, Fatimah dan setelah Rasulullah diangkat menjadi nabi, mendapatkan putra yaitu Abdullah.
Semua putra putri Rasulullah wafat sebelum beliau kecuali Fatimah.
Al Qasim wafat saat masih balita, begitu juga Abdullah.
Zainab wafat 7 tahun Hijrah Nabi di Madinah.
Ruqayyah wafat selesai perang Badr, Umumu Kultsum 9 tahun Hijrah Nabi.
Sayidah Aisyah merupakan Istri Rasulullah yang paling muda, ia merupakan salah satu ulama dalam kalangan sahabat yang mempunyai kontribusi besar dalam periwayatan hadis. Sayidah Aisyah meriwayatkan hadis berjumlah 2210. Termasuk hadist-hadits mengenai keutamaan Fatimah.
Diriwayatkan suatu waktu Sayidah Aisyah berkata kepada Sayidah Fatimah,
“Wahai Fatimah! Aku itu lebih baik daripada ibumu, Khadijah, karena Rasulullah menikahi ibumu dalam status janda, sedangkan beliau menikahiku masih dalam status perawan.”
Mendengar perkataan Sayidah Aisyah, Sayidah Fatimah menjadi merasa sedih. Kemudian, Dia menemui Rasulullah untuk mengadukan permasalahannya dengan ibu tirinya yaitu Sayidah Aisyah.
Ketika mendengar aduan Sayidah Fatimah, Rasulullah tidak langsung marah dan tersinggung, beliau malah menimpali Sayidah Fatimah dengan jawaban yang santai dan bercanda,
“Katakanlah kepada Aisyah bahwa "Rasulullah memang benar menikahi Khadijah yang berstatus janda dan kamu (Aisyah) masih perawan, akan tetapi ketika Rasullah menikahi ibuku beliau masih perjaka, dan ketika beliau menikahi kamu sudah dengan kondisi duda. Tentunya keperjakaan Rasulullah itu lebih baik daripada keperawanan kamu.”"
Setelah mendengarkan jawaban Rasulullah saw, Sayidah Fatimah kembali menemui Sayidah Aisyah dan berkarta persis seperti apa yang diajarkan oleh Rasulullah.
Mendengarkan perkataan Sayidah Fatimah, Sayyidah Aisyah tidak marah, akan tetapi malah meminta Sayidah Fatimah untuk berterimakasih kepada Rasulullah. Karena beliau mengajarkan jawaban kepada Sayidah Fatimah dengan jawaban rileks dan santai.
Dari Aisyah berkata:
"Aku tidak melihat seorang pun di antara manusia yang lebih menyerupai Nabi dalam hal berdialog, berbicara, dan cara duduknya selain Fatimah”.
Aisyah berkata, “Apabila Nabi melihat Fatimah datang beliau menyambutnya serta berdiri untuknya, lalu menciumnya sambil memegang erat tangan Fatimah itu. Kemudian Nabi menuntun Fatimah sampai mendudukkannya di tempat beliau biasa duduk. Sebaliknya, apabila Nabi yg datang kepadanya, Fatimah berdiri menyambut Nabi serta mencium Nabi shalallahu‘alaihi wasallam." (Hr Bukhari, Tirmidzi, Abu Dawud).
Rasulullah memberi nama Fatimah yg berarti menawan, lembut hati lagi meyenangkan. Ia diberi gelar الزهراء "az Zahra" karena Sayyidah Fatimah adalah bunga yang indah yang berkilau dengan sebaik-baik ciptaan.
Suatu ketika Sayidah Aisyah sedang meyulam pakaian yang sobek diterangi lentera, angin gurun yang keras memadamkan lentera, seketika keadaan gelap yang membuat jarum ditangan Aisyah terjatuh ke tanah, ia pun diam sejenak mengucap tarji’ (inna lillahi wa inna ilaihi raji’un), saat sibuk mencari jarum yang terjatuh, Fatimah datang, Aisyah menceritakan pancaran cahaya wajah Fatimah seketika menerangi sekitar ruangan sehingga ia dengan mudah menemukan jarum yang terjatuh.
Rasulullah menolak diskriminasi dengan alasan strata sosial dan ekonomi atau faktor keturunan. Beliau SAW berdiri dan berpidato di depan khalayak:
"Sungguh orang-orang sebelum kalian hancur lantaran apabila ada bangsawan mencuri, dibiarkan; sementara apabila ada kaum lemah mencuri, dihukum. Demi Allah, seandainya Fatimah putri Muhammad mencuri, pasti aku potong tangannya." (HR Muslim).
Fatimah wafat 6 bulan setelah ayahnya, ia wafat sebab sakit. Menjelang wafat, Fatimah berwasiat kepada Asma binti Umais, istri Abu Bakar ash-Shiddiq agar yang memandikannya, ia wafat pada usia 27 tahun.
Umat Islam berbondong ke Masjid Nabawi untuk menyalatkan beliau. Salat jenazah dipimpin oleh Ali ra. Salat jenazah gelombang kedua dipimpin pamannya Abbas bin Abdul Muthalib ra. Jenazah Fatimah lalu dibawa ke Makam Baqi, dimakamkan bersebelahan dengan saudaranya, Zainab ra, Ruqayyah ra dan Ummu Kultsum.
(Sumber: Al Isabah fi Tamyizi sahabah, Ibnu Hajar al-Asqalani)
-Musa Muhammad-