Nabi Musa adalah Nabi yang bisa "berbicara" dengan Allah swt. Setiap kali hendak bermunajat, Nabi Musa akan naik ke Bukit Tursina. Di atas bukit itulah beliau akan berbicara, bertanya dan Allah akan menjawab pada waktu itu juga. Inilah kelebihannya yg tidak ada pada nabi² lain.
Imam Al Ghazali dalam salah satu karyanya Mukasyafatul Qulub mengisahkan dialog Nabi Musa dengan Allah:
"Wahai Allah, AKU SUDAH MELAKSANAKAN IBADAH yang Engkau perintahkan, manakah antara ibadahku yg Engaku senangi, apakah shalatku?"
Allah kemudian menjawab pertanyaan Nabi Musa: Sholatmu itu hanya untumu sendiri, karena sholat membuat engkau terpelihara dari perbuatan keji dan mungkar.”
Kemudian Nabi Musa bertanya lagi, apakah zikirku?
Allah menjawab, “Zikirmu itu untuk dirimu sendiri, Karena zikir membuat hatimu menjadi tenang.”
Nabi Musa masih penasaran, Apakah puasaku?
Allah menjawab “puasamu itu hanya untukmu saja, karena puasa melatih diri dan mengekang hawa nafsumu.”
“Lalu ibadah yg Engkau sukai Ya Allah?"
Kemudian Allah menjawab: “Tatkala engkau membahagiakan orang yg sedang kesusahan dengan sedekah, sesungguhnya Aku berada di sampingnya.”
Suatu ketika hiduplah sepasang suami istri yg merasa hidupnya saat itu penuh KEMISKINAN, saat mereka sedang beristirahat, sang Istri bertanya pada sang Suami:
"Wahai suamiku, bukankah Musa adalah seorang Nabi yg bisa berbicara dengan Tuhannya (Allah)..?"
Kemudian suaminya menjawab, "Ya, benar."
"Kalau begitu kenapa kita tidak pergi mendatanginya dan mengadukan keadaan kita kepadanya. Kita meminta padanya agar berbicara kepada Tuhannya tentang keadaan kita dan memintakan diberi kekayaan," ucap sang Istri.
Keesokan harinya, sepasang suami istri ini mendatangi Nabi Musa dan menyampaikan keinginannya tersebut.
Nabi Musa bermunajat menghadap Allah dan menyampaikan keinginan mereka.
Allah berfirman:
"Wahai Musa, katakanlah kepada mereka, aku akan memberikan kepada mereka kekayaan, namun kekayaan itu aku berikan hanya SATU TAHUN. Dan setelah satu tahun, akan aku kembalikan mereka menjadi orang miskin kembali."
Nabi Musa menyampaikan kepada sepasang suami istri tersebut bahwa Allah telah mengabulkan permohonan mereka, dengan syarat kekayaan itu hanya berlangsung satu tahun.
Mendengar kabar tersebut, mereka sangat bahagia. Beberapa hari kemudian datanglah rezeki yang melimpah dari jalan tidak diduga.
Sepasang suami istri ini akhirnya menjadi orang kaya setelah dikabulkan permintaannya.
Melihat keadaannya sekarang, mereka memutuskan untuk menggunakan hartanya untuk membantu orang² yang membutuhkan, hingga membangun tempat singgah para musafir.
Setahun berlalu mereka terus sibuk bersedekah, membantu para musafir dan memuliakan tamu yang berdatangan. Namun kehidupan mereka pun tetap kaya.
Nabi Musa terheran, lalu bertanya kepada Allah seraya berkata, “Wahai Rabb, Engkau telah menetapkan syarat kepada mereka hanya satu tahun. Sekarang, sudah lewat satu tahun tetapi mereka tetap hidup kaya?”
Allah berfirman:
"Wahai Musa, Aku telah membuka satu pintu rizki kepada mereka, tetapi mereka membuka beberapa pinti rizki untuk hamba-hamba Ku,"
"Wahai Musa, maka Aku titipkan lebih lama kekayaan itu pada mereka".
Kemudian Nabi Musa berkata:
“Maha Suci Engkau Ya Allah, betapa Maha Mulia urusan-Mu dan Maha Tinggi kedudukan-Mu”.
قُلْ اِنَّ رَبِّيْ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖ وَيَقْدِرُ لَهٗ ۗوَمَآ اَنْفَقْتُمْ مِّنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهٗ ۚوَهُوَ خَيْرُ الرّٰزِقِيْنَ
Katakanlah, “Sungguh, Tuhanku melapangkan rezeki dan membatasinya bagi siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan Dialah pemberi rezeki yang terbaik." (QS. Saba': 39)
Imam An-Nawawi berkata: "Disebut sebagai sedekah adalah karena ia merupakan shidqu (sebuah bukti atas kepercayaan pelakunya, kebenaran, keimanannya, baik lahir maupun bathin), maka sedekah itu adalah keyakinan dan kebenaran imannya."
والله اعلم
(Musa Muhammad)