[PORTAL-ISLAM.ID] JAKARTA - Merayakan ulang tahun ke-55 di rumahnya di Lebak Bulus, Jakarta, pada Selasa, 7 Mei 2024, Anies Baswedan tampaknya masih wait and see terkait maju pada Pilgub DKI Jakarta 2024.
Setidaknya itulah yang dikatakan Geisz Chalifah, loyalis Anies, yang hari itu turut diundang. Di acara itu, hadir pula Saut Situmorang, eks pimpinan KPK, yang berkaraoke bersama para relawan Anies yang hadir.
“Jadi kan Anies itu langkahnya selalu terukur ya. Jadi dia tidak akan mengatakan hal-hal yang belum matang, lalu mengomentari. Jadi, dari Anies, kalau semua opsi sudah tersedia, termasuk opsi-opsi pilkada ada, dia akan mempertimbangkan,” jelas Geisz kepada detikX.
Kata Geisz, pertimbangan-pertimbangan yang Anies pikirkan menyangkut potensi menang di pilkada. Kemudian terkait siapa saja yang akan mendukungnya untuk mendaftar ke KPU.
Di sisi lain, kata Geisz, risiko bagi Anies maju ke Pilgub Jakarta tidak main-main apabila presidennya masih Jokowi. Berkaca pada Pilpres 2024, mantan Komisaris Ancol tersebut mengatakan yang mengalahkan Anies di Pilpres 2024 bukanlah Prabowo, melainkan negara atawa Jokowi.
“Selama memimpin DKI Jakarta kan selalu diganggu oleh pemerintah pusat. Jadi, kalau Pak Luhut mengatakan orang toxic jangan di kabinet, ya menurut saya yang toxic selama ini ya pemerintah pusat terhadap DKI Jakarta,” ucap Geisz.
Nama Anies Baswedan muncul dalam pembahasan Pilgub DKI Jakarta, menurut Geisz, tak lain karena permintaan para relawan Anies. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga sempat ramai disandingkan dengan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, lawan Anies pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Namun, mendengar wacana tersebut, KPU Jakarta menegaskan hal tersebut mustahil terjadi.
Musababnya, berdasarkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 9 Tahun 2020, disebutkan seseorang dapat menjadi calon wakil gubernur apabila belum pernah menjabat gubernur di daerah yang sama. Menilik keduanya pernah menjabat gubernur di wilayah yang sama, tak dimungkinkan apabila salah satunya menjadi wakil gubernur di wilayah tersebut.
Nama Anies juga sempat disinggung oleh beberapa partai. Di antaranya PKS, NasDem, bahkan PDI Perjuangan ketika ditanya siapa yang mungkin mereka usung.
Ketua DPW PKS DKI Jakarta Khoirudin mengatakan sudah berkomunikasi dengan Anies Baswedan menyoal Pilgub Jakarta. Itu terjadi sebelum persoalan sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi berakhir. Khoirudin menawari Anies selaku incumbent, apakah siap untuk berlaga di Pilgub Jakarta sekali lagi.
“Ya, Pak Anies menjawab, selama ada dukungan-dukungan partai yang membawa tiket untuk bisa mendaftar ke KPU, ya siap,” jelasnya.
Selain dengan Anies, Khoirudin mengaku sudah menjajaki komunikasi dengan beberapa pihak. Di antaranya rekan Koalisi Perubahan pada Pilpres 2024, Partai Golkar, serta orang-orang terdekat Ridwan Kamil.
Sejauh ini PKS tak menutup kemungkinan untuk berkoalisi dengan partai-partai lawan pada Pilpres 2024. Menurut Khoirudin, selama memiliki visi yang sama untuk membangun Jakarta, tak masalah dengan siapa pun nantinya berkoalisi.
Begitupun dengan siapa yang mereka usung. Meski tetap mendahulukan kader internal, Khoirudin menuturkan juga tetap sama pentingnya mempertimbangkan calon eksternal yang berpotensi. PKS juga masih cair terkait apakah akan mengusung gubernur ataupun wakil gubernur.
“Jadi begini, kita kan berpartai untuk mendapatkan kekuasaan. Kekuasaan itu adalah alat saja untuk mewujudkan cita-cita kita dalam bernegara. Nah, value yang akan kita perjuangkan dalam PKS sudah ada dalam platform. Jadi siapa saja yang bisa menjalankan platform PKS, ayo kita sama-sama bangun Jakarta, begitu,” kata Khoirudin.
(Sumber: DetikX)