Agak Laen juga main PDIP ini
Dalam pidato pembukaan Rakernas ke-5 PDIP kemarin, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, memberikan sinyal penggantinya nanti adalah anaknya, Puan Maharani.
Kendatipun tampak berseloroh, Megawati mengatakan ingin sekali berganti posisi. Puan menjadi Ketua Umum, ia menjadi Ketua DPR.
"Menjadi Ketua DPR itu enak-enak saja," kata Mega. "Kemarin ke Bali, sebelumnya terbang ke Mexico. Saya disuruh nongkrong di sini, terus keadaannya gonjang-ganjing nggak jelas," kata Mega lagi.
Tentu saja tidak hanya Mbak Puan yang tertawa, tapi juga para hadirin yang hadir dalam acara Rakernas itu.
Ini sinyal yang agak kuat. Megawati langsung memakai diksi pengganti dan sekaligus Ketua Umum. Tak ada nama lain, selain nama Mbak Puan yang disebut. Nama Prananda misalnya, tak disebut. Dan Megawati tak terlihat ragu sedikitpun membuat perumpamaan tentang berganti posisinya ia dengan Puan Maharani.
Selain sinyal penggantinya sebagai Ketum, agaknya Megawati juga ingin menanggapi soal pertemuan Puan Maharani dengan Presiden Jokowi, di Bali. Kira-kira Megawati ingin berkata begini:
"Enak betul posisi Mbak Puan ya, bisa jalan-jalan ke Bali, senyam-senyum bertemu dengan Jokowi, namanya juga harum karena dianggap lebih dewasa dan bijak berpolitik. Sementara dirinya dianggap tak dewasa, tak bijak, tak legowo, mudah musuhan dengan lawan politik, terlalu kaku, keras kepala, dan sejenisnya."
Artinya, posisi dirinya dan Mbak Puan adalah posisi yang sama, bukan kontras, apalagi berlawanan. Hanya sekadar berbeda peran, tapi hakikatnya sama. Megawati sebagai Ketua Umum menampakkan wajah partai yang konsisten, teguh, tidak mencla-mencle, sementara Puan menampakkan wajah partai yang akomodatif, lebih fleksibel, dan bernegosiasi dengan siapa saja, termasuk lawan politik mereka sekalipun.
Apakah dengan begitu PDIP bisa dikatakan sedang menjalankan politik dua muka? Bisa iya, tapi bisa juga tidak. Kalau kata Panda Nababan, itu orang yang tak mengerti PDIP saja, saat dikatakan Sekjen Hasto Kristiyanto kerap memberikan informasi yang salah kepada Megawati. Siapa Hasto? Kata Opung Panda. Jangan terlalu dibesar-besarkan.
Mungkin balik lagi pada konsep petugas partai. Megawati tugasnya sebagai Ketua Umum, Mbak Puan sebagai Ketua DPR, Hasto sebagai Sekjen. Semua menjalankan tugasnya masing-masing sesuai dengan kebijakan partai yang sudah disepakati bersama-sama. Jadi bukan politik dua muka, tapi begitulah muka politik PDIP yang dijalankan saat ini.
(Oleh: Erizal)