Tahun 2019, jika kalian masih ingat sih, pernah ramai ada netizen yang posting tidak mau memasang foto Presiden Jokowi. Siapa yang bikin ramai waktu itu? Jelas fans Prabowo yang kalah pilpres.
Mereka menuduh pemilu 2019 curang. Maka, mereka tidak mau pasang foto2 itu di kelas, sekolah, karena sama saja mengajarkan kecurangan pada murid-murid. Saat dulu ramai, jujur sajalah, elit-elit fans Prabowo juga mendukung kan? Kesaaal banget dengan kemenangan Jokowi. Bilang curang, dll.
Kemudian, Prabowo ternyata jadi Menteri. Kemudian, sisa cerita kalian sudah tahu. Maka, elit-elit fans Prabowo yg dulu kesal sama kecurangan, sekarang sudah lupa tuh. Elit-elit yg sekarang friend-friend-an dgn Jokowi dan keluarganya.
Siapa yang sekarang dalam posisi kesal? PDIP. Screenshot berita ini misalnya, terlepas dari apapun alasan PDIP, membuat saya teringat kisah kasih 2019.
Begitulah politik, hanya tuker-tukeran posisi. Kadang kelompok A jadi penguasa, kelompok B yg kesal. Kemudian kelompok B berkuasa, kelompok A yg kesal. Gantian.
Nah, siapapun yang berkuasa, elit2 kelompok A dan B ini tetap pesta pora sih. Tetap kebagian kue lezat kekuasaan.
Yang tidak berubah itu adalah rakyatnya.
20 tahun berlalu, eeh, kamu belum pernah liburan ke LN? Belum pernah merasakan naik pesawat kelas bisnis ke Eropa, Amerika? Belum pernah nginep di hotel 10-15 juta semalam? Aduh. Kasihan. Karena pejabat2 itu sih sudah biasa loh, mereka reimburse ke negara saat sekalian perjalanan dinas.
20 tahun berlalu, rumahmu masih segitu2 saja? Masih tinggal di tempat yg lama? Penghasilanmu masih segitu2 saja? Pekerjaan? Aduh. Kasihan. Karena pejabat2 itu, mereka rumahnya tambah banyak, rekeningnya tambah meroket.
Dan sedihnya, netizen masih sibuk bertengkar belain pejabat2 ini? Segitunya belain pejabat2 seolah dia besok2 bakal diajak perjalanan dinas ke Eropa. Terlalu halunya.
(By Tere Liye, penulis novel 'Teruslah Bodoh Jangan Pintar')
*fb