Rapat Gabungan PWNU DIY mengutus Tim untuk melakukan "pembinaan" kepada Mbah Benu "Telepon Allah". Berikut ini hasilnya.....

Rapat Gabungan PWNU DI Yogyakarta kemarin mengutus tim untuk melakukan "pembinaan" kepada Mbah Benu. Berikut ini reportase yang disampaikan salah satu anggota tim itu (Kiai Fajar Abdul Bashir) :

Hasil Silaturrahim Dengan Mbah Ibnu Hajar (Mbah Benu)

Alhamdulillah, sekitar jam 11.00 WIB kami bersama tim telah selesai bersikaturrahim kepada Mbah Benu. Hasilnya demikian:

1. Bahwa mbah Benu telah menjelaskan penentuan awal dan akhir Ramadhan memakai metodologi "kontak" batin dengan Allah.

2. "Kontak" batin itu kemudian dia menyebutkan sebagai derajad wusul ilallah. Wusul ilallah yg difahami mbah Mbah Benu adalah bisa berkomunikasi dengan Allah.

3. Derajat wusul ilallah fersi mbah Benu dimulai pada tanggal 21 November 2021 saat ziarah di makam Syech Jumadil Kubro. Dia memgatakan bisa komunikasi dengan Syech Jumadil Kubro dan dinyatakan telah sampai ke derajat wusul. Derajad wusul ilallah menurut Mbah Benu semakin kuat ketika berkomunikasi dgn Syech Assmarqandi yeng menyuruhnya menikah lagi.

Dari apa yang disampaikan mbah Benu, dapat kami fahami bahwa metodologi yang dipakai sudah tidak sesuai dengan syariat. Maka dalam hal ini saya menyampaikan kepada mbah Benu sebagai berikut:

1. Mbah Benu, Metodologi penentuan awal dan akhir Ramadhan yang mbah Benu pakai sudah tidak sesuai dengan aturan syariat.

2. Aturan syariat yang didawuhkan Allah dan Nabi Muhammad SAW tidak melalui "kontak" batin, akan tetapi melalui ru'yatul hilal atau tafsir lain wujudul hilal.

3. Mbah Benu, Nabi Muhammad tidak hanya seorang Nabi, tapi seklaigus Rasul. Dimana tingkat wusul nya Nabi Muhammad kepada Allah tentunya tidak ada yang menandingi. Toh beliau tetap perintah kepada para sahabat untuk melakukan ru'yatul hilal. Artinya, Nabi Muhammad yang tingkat wusulnya melebihi siapapun, tetap melaksanakan penetapan awal dan akhir Ramadhan memakai metode ru'yatul hilal atau wujudul hilal, bukan memakai "kontak"

Kemudian saya menyampaikan beberapa ayat Al-Qur'an dan hadits ttg penetapan awal dan akhir Ramadhan.

Meskipun tidak 100 % bisa difahami oleh mbah Benu, karena faktor usia dan sudah berkurang pendengarannya, alhamdulillah dia agak sedikit taslim. Meskipun menurut saya ini harus dilakukan beberapa kali agar beliau benar-benar bisa memahami.

Mbah Benu sosok yg baik, supel, suka bergurau, dan sangat welcome terbuka adanya pendapat lain. Sangat jarang orang yg sdh punya pendirian seperti itu mau diajak berdialog. Biasanya mau benarnya sendiri. Tapi lain dengan Mbah Benu, sangat welcome.

Sebelum mengakhiri, ada hal-hal yg disepakati bahwa, yaitu:

- Jika kelak dalam penentian awal dan akhir Ramadhan mbah Benu tetap meyakini "kontak" itu sebagai sebuah keyakinan dan tidak bisa dirubah, kita sarankan agar dipakai sendiri dan tidak mempublikasikan dan tidak mengajak-ajak masyarakat.

- Jika ada masyarakat atau jamaah yg bertanya, kita sarankan agar mbah Benu menganjurkan jamaahnya mengikuti NU atau Pemerintah.

Demikan, semoga kita semua mendapatkan petunjuk Allah SWT.

(fb)
Baca juga :