Prabowo “Taqdir” Bersyarat
Oleh: Dr Ahmad Anjai Al Baroesy (Pemikir Islam)
Sejak awal saya mengikuti perjalanan dan perkembangan perhelatan PILPRES 2024 hingga berujung pada Keputusan MK 22 April 2024 kemarin. Dengan semua dinamika yang terjadi, saya memutuskan untuk mengajak hati berbincang dan berdamai, lalu keputusannya saya curahkan lewat buah pikir ini untuk dinikmati seluruh khalayak ramai. Tentu buah pikir ini tidaklah absolute dan terikat, namun dia akan terus berkembang sesuai dengan fenomena dan fakta mendatang.
Kecewa pada hasil putusan MK, adalah hal yang wajar. Sebab dengan penuh keyakinan, Mata dan kepala serta telinga, kita menyaksikan berbagai kejanggalan yang terjadi selama proses hingga pencoblosan berlangsung, ditambah lagi dengan pernyataan Tiga Hakim MK yang tegas mengatakan bahwa telah benar-benar terjadi adanya TSM dan pelanggaran etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara oleh Presiden, maka wajar saja jika kekecewaan itu lahir dan ditumpahkan lewat lisan maupun tulisan.
Namun dibalik itu semua, kita harus kembali menenangkan hati dan jiwa, berdamai dengan buncahan amarah demi perjalanan Bangsa dan Negara. Bukan berarti membenarkan kecurangan atau menerima ketidakjujuran, melainkan untuk menjauhkan kita dari penyakit Dendam dan hal-hal lainnya yang bisa saja akan menghancurkan diri kita sendiri baik secara sosial terlebih Agama. Adapun terhadap seluruh tindak kezaliman dan kesewenang-wenangan serta ketidakadilan, selamanya kita tidak akan pernah beri ruang Toleransi. Sebab itu adalah kejahatan yang akan diadili oleh Allah SWT. Dengan ancaman kebangkrutan bagi jiwa seseorang. Maka jika Al-Qur’an, saja tidak mentolerir kezaliman, mengapa kita ya? namun perlu menjadi catatan, bukan berarti kita menyimpan Dendam hingga Ajal menghampiri.
Maka dari itu, sebab semua jalan untuk menjelaskan kekurangan dan ketidakadilan serta kesewenang-wenangan sudah ditempuh hingga titik terakhir, maka sudah layaknyalah kita kembali pada keharmonisan dan kerukunan. Maka tanpa mengurangi kemuliaan diri, kiranya ucapan selamat kepada Bapak Jenderal Prabowo Subianto, layak kita haturkan.
Di atas, kita melekatkan judul tulisan ini yakni Prabowo Taqdir Bersyarat, apa maksudnya? Tanpa harus ragu, kita mengakui bahwa Mereka yang saat ini pendukung Anies Baswedan adalah Pendukung Prabowo di 2014 dan 2019, artinya Kita menyadari dan meyakini, bahwa Prabowo adalah sosok yang layak untuk memimpin Indonesia, dan kita Melihat 2024 ini, pendukung Jokowi yakni dua Pulau Jawa (Jateng-Jatim) semuanya mendukung Prabowo, artinya apa? Jika kita menyatukan kondisi dua hal itu, maka saat ini Prabowo adalah Pilihan seluruh Rakyat Indonesia, walau benar kita harus jujur, hal itu terjadi diwaktu yang berbeda.
Namun apapun itu, Prabowo Subianto, adalah sosok yang bersimpati pada Habib Rizieq, bahkan beliau pernah menelpon Habib ketika di Makkah bersama Rahimahullah Buya Tengku Zulkarnain. Prabowo Subianto dido’akan UAS, UAH, Bahkan seluruh Ulama yang sebarisan pada tahun 2014 dan 2019, ini menunjukkan kita meyakini bahwa Prabowo memiliki Nilai-nilai Luhur.
Jika pada saat sekarang ini, kita memilih jalan lain, itu bukan menunjukkan bahwa kita benci atau melupakan Prabowo Subianto, tidak! Melainkan kita memandang bahwa Anak Bangsa ini terus berkembang dan pada mereka tampak sesuatu yang lebih fresh dan kebaruan menuju hal positif bagi Bangsa, maka itu kita memilih mereka (Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar) dengan harapan Indonesia akan mendulang kegemilangan dari ukiran tangan dan buah pikir mereka.
Namun ternyata ”TAQDIR“
Ini adalah kalimat yang kedua, yakni Taqdir, ketika kita berbicara Taqdir, maka Bagi Ahlussunnnah tidak ada sesuatupun yang terjadi di muka Bumi ini melainkan dengan Izin Allah SWT. Walau dengan catatan, yakni Taqdir itu berasaskan Ridho? Atau sebaliknya? Maka itu kitapun meyakini bahwa, kemenangan Prabowo Subianto, bukan karena jasa Jokowi Mutlak , apalagi jasa Junior Jokowi , Kemenangan Prabowo saat ini,. Bisa jadi adalah Perwujudan Catatan Taqdir dengan “Bersyarat”.
Maka sebenarnya yang perlu kita Tegaskan di sini adalah, Harapan terbesar kita pada Ayahanda Presiden Terpilih 2024-2029, yakni Prabowo Subianto, jadilah Ayahanda, Macan Asia yang kami kenal. Yakni tidak tunduk pada Jokowi, apalagi “peliharaan” Jokowi, tegakkanlah ”simajunjung (Kepala) Ayahanda” terhadap Negara Luar dan Juga kepada Orang-orang yang telah membuat Hutang Negara kian Menggunung, beranilah mengambil keputusan yang memakmurkan Seluruh Rakyat Indonesia.
Ayahanda adalah Jiwa yang bebas dan kokoh, berbeda dengan Jokowi saat ini, yakni beliau ”terikat dan terlepas, begitu juga juniornya” bukan berarti bermusuhan, Tidak! Melainkan, Jangan sampai Ayahanda didikte oleh pribadi yang saat ini tengah ”terlepas di tengah laut yang begitu mencekam lagi suram”.
Kami meyakini bahwa darah patriot mengalir deras dalam jiwa Ayahanda, langkah yang Ayahanda lakukan ini adalah suatu strategi, yang Jika dilepas, maka bisa jadi, ”orang yang tidak mencintai Negeri” akan memimpin NKRI, jika dia di back up oleh Raja, kita menyadari benar, bahwa Raja tidak mungkin dikalahkan dengan memusuhinya, tapi kita mesti memahami langkahnya, lalu kita menyadarkannya, bahwa kekuasaan tidaklah Langgeng untuk selamanya” Maka itulah kami sebut kemenangan ini “BERSYARAT”.
Bagaimana maksudnya? Kita adalah manusia yang tentu memiliki kesalahan dan Dosa, Tanpa terkecuali. Ayahanda Presiden Terpilih, juga demikian pastinya. Yakni bisa saja ketika Proses PILPRES ini berlangsung, ada saja langkah yang mungkin tidak disengaja atau Karena terpaksa (bukan kemauan) namun harus dilakukan, maka obat dari semua itu adalah Istighfar dan iringilah Jabatan ini dengan pengabdian yang sebenar-benarnya dan sekuat-kuatnya pada Rakyat, semoga dengan itu Rakyat akan berubah Do’a pada Ayahanda.
Kita Ummat Islam, sadar dan meyakini benar, bahwa perjalanan bukan hanya sampai di sini, ada Yaumil Hisab yang Gagah menanti kita. Oleh sebab itulah, sebelum hari itu Tiba, semoga Allah SWT izinkan kita mengimbangi kesalahan-kesalahan yang ada dengan kebaikan -kebaikan yang bermanfaat bagi Rakyat Indonesia.
Akhirnya, saya Ucapkan Selamat mengemban Amanah dan menunaikan janji kampanye 2014, 2019, dan 2024, semoga Allah SWT memberi kekuatan pada Ayahanda dalam melangkah dan mengabdikan diri pada Bangsa, Negara, Agama dan Rakyat Indonesia, sehingga ketika masanya tiba Ayahanda turun dari puncak kepemimpinan, rakyat Indonesia akan berkata hal-hal yang baik, hingga dihadapan Allah SWT Kelak.
Medan, 24 April 2024
(Sumber: SuaraNasional)