Oleh: Jhon Sitorus
Sejujurnya saya ga terlalu suka dengan pemberian Rp 23 Miliar ke Timnas Indonesia U-23 sehari sebelum laga semifinal tadi malam
Seolah-olah pengen menerima pengakuan lalu larut dalam euforia. Kenapa uang 23 Miliar itu ga diberikan setelah turnamen selesai saja?
Kita mestinya belajar dari AFF 2010 ketika timnas sudah melaju sampai final, banyak pejabat-pejabat dan pengusaha yang CARI MUKA dengan sumbangan duit dan maka untuk timnas.
Masih ingat kan Timnas diundang makan malam di kediaman ketua umum Golkar Aburizal Bakrie kala itu sebelum dibantai Malaysia 2010 lalu?
Berkali-kali selalu begini. Baru masuk semifinal, pejabat-pejabat dan pengusaha sudah menggerakkan uangnya...
Heh...niat kalian memang baik. Tetapi baiknya sabar dan simpan euforia itu setelah turnamen selesai.
Apa yang kalian khawatirkan dengan tahan diri dulu untuk show off dengan dalih sumbangan untuk timnas? Takut keduluan dengan politisi dan pejabat lain?
Yang aneh, diantara para pengusaha-pengusaha ini, selalu ada politisi yang terselip. Apa kepentingannya? Mau ngambil simpati fans?
Kalian NORAK.
Sejujurnya saya ga terlalu suka dengan pemberian Rp 23 Miliar ke Timnas Indonesia U-23 sehari sebelum laga semifinal tadi malam
— Jhon Sitorus (@Miduk17) April 30, 2024
Seolah2 pengen menerima pengakuan lalu larut dalam euforia. Kenapa uang 23 Miliar itu ga diberikan setelah turnamen selesai saja?
Kita mestinya… pic.twitter.com/tZvVbYLuiI