Menelpon Allah

Di Muhammadiyah, tokoh-tokoh utamanya dinarasikan sebagai sosok pejuang Islam yang zuhud, ikhlas dan sederhana. Yang rela berkorban apa saja untuk Islam serta tidak memanfaatkan organisasi untuk memperkaya diri. 

Sebut saja kisah KH Ahmad Dahlan yang rela melelang perhiasan istrinya demi menghidupi Muhammadiyah. Atau sosok kyai AR Fachruddin yang menolak pemberian apapun saat beliau menjabat sebagai ketua Muhammadiyah atau Buya Hamka yang egaliter, toleran namun tegas dalam prinsip. Dan masih banyak lagi.

Di Muhammadiyah (sependek yang saya tau) tidak pernah menceritakan kisah-kisah mistis ataupun karomah para pimpinannya. 

Hal inilah yang memantik semangat untuk memberi dan gelora berkorban untuk organisasi serta tak ada kultus yang berkembang di Muhammadiyah. Tak ada sematan gelar wali kecuali kepada ulama, tak percaya dengan kisah-kisah halu, takhoyyul serta ghuluw, apalagi menelpon Allah itu sungguh terlaluu..

(Abi Azka Ar Rifa'i)

Baca juga :