Menanam Kepala Kerbau bukanlah diplomasi, tetapi ikut dalam "syarat" yang dibuat Setan (Jin)

Kalau ada masalah seperti ini.... 

a. Jangan menanam kepala kerbau, apalagi sampai menumbalkan nyawa manusia. Na'udzubillah min dzalik. Hilangnya nyawa manusia tanpa hak, sangat berat di sisi Allah.

b. Dengan menanam kepala kerbau, justru bisa memberi tempat kepada jin untuk terus berada di tempat itu. Dalam riwayat, jin bertempat di lokasi yang ada tulang belulang di dalamnya. 

c. Menanam kepala kerbau bukanlah diplomasi, tetapi ikut dalam "syarat" yang dibuat setan, meskipun syarat tumbalnya diringankan jadi kepala hewan besar. 

d. Kalau ada masalah seperti itu, saran sebagian orang yang shalih, kira-kira sebagai berikut: 
- Kalau benar-benar kita mendapat bukti kuat bahwa ada gangguan jin yang nyata
- Lakukan SEDEKAH untuk masyarakat sekitar, terutama kaum fakir miskin, dengan membagikan makanan dan berdoa seperti doa Ummat Islam biasanya 
- Ada yang harus BICARA secara lantang kepada jin yang berada di tempat itu, misalnya: "Hai jin yang berada di tempat ini. Kami ini hamba Allah, bertugas beribadah kepada-Nya. Kami mau begini begini demi kebaikan hamba-hamba Allah. Pergilah kalian dari tempat ini, carilah tempat yang baru. Jangan mengganggu kami lagi!" Ini diucapkan secara verbal sehingga terdengar oleh jin yang dimaksud, juga oleh sebagian orang di sekitar kita. 
- Kemudian bacalah BASMALAH saat memulai urusan. 

e. Sedekah bisa menjadi tolak bala', dan meminta doa kaum fakir miskin untuk suatu urusan kemaslahatan. 

Demikian, semoga bermanfaat. Amiin ya Rabbal 'alamiin.

(Sam Waskito)

--------------

Hanya Karena Sesaji Lalat, Akhirnya Masuk Neraka

Berikut kisah dua orang orang yang masuk neraka karena lalat dan masuk surga juga karena lalat,

عن طارق بن شهاب، أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: (دخل الجنة رجل في ذباب، ودخل النار رجل في ذباب) قالوا: وكيف ذلك يا رسول الله؟! قال: (مر رجلان على قوم لهم صنم لا يجوزه أحد حتى يقرب له شيئاً، فقالوا لأحدهما قرب قال: ليس عندي شيء أقرب قالوا له: قرب ولو ذباباً، فقرب ذباباً، فخلوا سبيله، فدخل النار، وقالوا للآخر: قرب، فقال: ما كنت لأقرب لأحد شيئاً دون الله عز وجل، فضربوا عنقه فدخل الجنة)

Dari Thariq bin Syihab, (beliau menceritakan) bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Ada seorang lelaki yang masuk surga gara-gara seekor lalat dan ada pula lelaki lain yang masuk neraka gara-gara lalat.” Mereka (para sahabat) bertanya, “Bagaimana hal itu bisa terjadi wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Ada dua orang lelaki yang melewati suatu kaum yang memiliki berhala. Tidak ada seorangpun yang diperbolehkan melewati daerah itu melainkan dia harus berkorban (memberikan sesaji)  sesuatu untuk berhala tersebut. Mereka pun mengatakan kepada salah satu di antara dua lelaki itu, “Berkorbanlah.” Ia pun menjawab, “Aku tidak punya apa-apa untuk dikorbankan.” Mereka mengatakan, “Berkorbanlah, walaupun hanya dengan seekor lalat.” Ia pun berkorban dengan seekor lalat, sehingga mereka pun memperbolehkan dia untuk lewat dan meneruskan perjalanan. Karena sebab itulah, ia masuk neraka. Mereka juga memerintahkan kepada orang yang satunya, “Berkorbanlah.” Ia menjawab, “Tidak pantas bagiku berkorban untuk sesuatu selain Allah ‘azza wa jalla.” Akhirnya, mereka pun memenggal lehernya. Karena itulah, ia masuk surga.”

Status hadits:

Dikeluarkan oleh Ahmad dalam Az Zuhud hal. 15, dari Thoriq bin Syihab dari Salman Al Farisi radhiyallahu ‘anhu. Hadits tersebut dikeluarkan pula oleh Abu Nu’aim dalam Al Hilyah 1: 203, Ibnu Abi Syaibah dalam mushonnafnya 6: 477, 33028. Hadits ini mauquf shahih, hanya sampai sahabat. Lihat tahqiq Syaikh ‘Abdul Qodir Al Arnauth terhadap Kitab Tauhid karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab hal. 49, terbitan Darus Salam.

Baca juga :