McDonald's Pusat Beli Semua 225 Gerai Lokal Israel, Buntut Gerakan Boikot Yang Merugikan Bisnisnya di Seluruh Dunia

[PORTAL-ISLAM.IDRaksasa makanan cepat saji McDonald's membeli seluruh gerai waralaba dari pemilik lokal di Israel buntut ramai aksi boikot produk pro Israel yang memukul bisnisnya.

Restoran cepat saji asal Amerika Serikat (AS) tersebut telah sepakat memborong 225 gerai dari Alonyal Ltd, pemilik waralaba McDonald's di Israel.

Setelah selesainya transaksi dalam beberapa bulan mendatang, McDonald's akan memiliki restoran dan operasional Alonyal.

Namun, detail ketentuan kesepatakan itu tidak diungkapkan. Alonyal sudah 30 tahun menjadi pemegang hak waralaba McD di Israel.

Langkah pembelian ini dilakukan usai raksasa cepat saji asal AS itu menyebut perang Israel-Hamas merugikan bisnisnya. Sebab, McDonald's menjadi sasaran boikot di berbagai negara karena dituding mendukung Israel.

Januari lalu, CEO McDonald's Chris Kempczinski mengatakan perusahaannya melihat dampak serius di beberapa pasar di Timur Tengah dan beberapa di luar kawasan akibat perang Israel melawan Hamas.

Lalu pada Februari, McDonald's kembali menegaskan konflik tersebut kemungkinan akan terus membebani bisnisnya.

McDonald's dikritik setelah McDonald's cabang Israel mulai membagikan ribuan makanan gratis kepada tentara Israel.

Sejak itu, McDonald's menjadi sasaran boikot di seluruh dunia yang membuat bisnisnya mengalami kerugian parah.
Pada hari Kamis (4/4/2024), McDonald's mengatakan kesepakatan telah ditandatangani dengan Alonyal yang telah menjalankan jaringan McDonald's di Israel selama lebih dari 30 tahun.

Perusahaan AS tersebut mengatakan restoran, operasional, dan karyawannya akan dipertahankan "dengan persyaratan yang setara" dan tetap "berkomitmen pada pasar Israel". Ketentuan penjualan tidak diungkapkan.

Boikot ini dipicu setelah negara-negara mayoritas Muslim seperti Kuwait, Malaysia dan Pakistan mengeluarkan pernyataan menjauhkan diri dari perusahaan tersebut karena dianggap mendukung Israel.

Protes vokal terjadi di seluruh dunia ketika boikot akar rumput menyebar ke luar Timur Tengah.

Pada bulan Januari, rantai makanan global tersebut mengakui bahwa konflik tersebut “memiliki dampak yang berarti” terhadap kinerjanya, dimana bisnis di Perancis, Indonesia dan Malaysia menderita, meskipun perdagangan di Timur Tengah terkena dampak yang paling parah.

Kepala eksekutif McDonald's Chris Kempczinski menyalahkan reaksi buruk tersebut pada "informasi yang salah", sehingga perusahaan gagal mencapai target penjualan kuartal pertamanya dalam hampir empat tahun.

Boikot tersebut digambarkan oleh McDonald's sebagai tindakan yang mengecewakan dan tidak berdasar. Perusahaan ini bergantung pada ribuan bisnis independen untuk memiliki dan mengoperasikan sebagian besar dari lebih dari 40.000 tokonya di seluruh dunia. Sekitar 5% berlokasi di Timur Tengah.

“Di setiap negara tempat kami beroperasi, termasuk negara-negara Muslim, McDonald’s dengan bangga diwakili oleh operator pemilik lokal,” kata Kempczinski saat itu.

"Selama perang ini masih berlangsung... kami tidak memperkirakan akan melihat adanya perbaikan yang signifikan [di pasar-pasar ini]," tambah bos McDonald's tersebut.

Perusahaan berharap bahwa dengan mengambil kembali bisnis Israel, mereka dapat memulihkan reputasinya di Timur Tengah dan memenuhi target penjualan utamanya sekali lagi.

Sebagian besar Jalur Gaza telah hancur akibat operasi militer Israel yang dimulai setelah orang-orang bersenjata pimpinan Hamas menyerang Israel selatan pada tanggal 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 253 orang.

Sekitar 130 sandera masih disandera, setidaknya 34 di antaranya diperkirakan tewas.

Lebih dari 33.000 orang telah terbunuh di Gaza sejak saat itu, kata kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di wilayah tersebut.

(Sumber: BBC, CNN)
Baca juga :