JOGET INFLASI
Oleh: Joko Intarto
Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS terus melemah. Saat ini USD1 sudah menembus Rp16.100. Bisakah ''Joget Oke Gas'' meredam inflasi?
Nilai tukar mata uang setiap negara memang tidak bisa stabil. Selalu berubah-ubah setiap saat. Ada yang perubahannya sangat kecil. Ada juga yang ekstrim. Ternyata banyak faktor penyebabnya.
Mata uang Rupiah termasuk yang nilai tukarnya cenderung terus melemah dari tahun ke tahun. Situasi itulah yang dinamakan inflasi. secara mudah, inflasi adalah uang senilai tertentu pada masa lalu, tidak bisa digunakan untuk membeli barang yang sama pada saat ini.
Tahun 2018 saya membeli logam mulia. Saya membeli emas itu untuk mengonversi tabungan uang tunai yang nilainya sekitar Rp15 juta. Dapatlah logam mulai seberat kurang lebih 23 Gram. Harga logam mulia keluaran Antam pada saat itu Rp676.000/Gram (sale).
Hari ini, harga logam mulia telah mengalami kenaikan sangat tinggi. Data yang saya peroleh dari situs Antam adalah Rp 1.313.275 per Gram (sale) dan Rp1.197.500 per Gram (buy back).
Dalam kurun waktu 2018-2024 (6 tahun) harga emas telah mengalami kenaikan sebesar 94%. Emas batangan 23 Gram itu bila sekarang saya jual akan menghasilkan uang tunai Rp27.542.500. Naik nyaris dua kali lipatnya!
Pada tahun yang sama, saya juga membeli sebuah sepeda motor Honda BeAT dalam kondisi baru. Harga saat itu Rp15.050.000. Secara kebetulan, harga ini setara dengan 23 Gram logam mulia Antam.
Hari ini, sepeda motor Honda BeAT keluaran 2018 itu kalau dijual kembali hanya akan menghasilkan uang paling tinggi Rp7.000.000. Itu pun sangat sulit. Perkiraan normalnya berkisar antara Rp5.000.000 hingga Rp6.000.000. Turun lebih dari setengahnya!
Nah, dari dua cerita di atas, saya memperkirakan tahun 2024 akan dilalui dengan kondisi sebagai berikut:
1. Masyarakat menunda belanja barang sekunder dan tersier.
2. Masyarakat akan cenderung minyimpan uang sebisa mungkin.
3. Kalau tidak menemukan investasi yang lebih baik, masyarakat akan berupaya minimal bisa pertahankan nilai uangnya.
4. Masyarakat mempertahankan uang tunai seperlunya saja.
5. Masyarakat akan memilih logam mulia untuk mempertahankan nilai uangnya, karena logam mulai merupakan aset yang liquid, yang mudah diuangkan sewaktu-waktu.
Pergantian pemimpin nasional, dalam banyak kasus, bisa memperkuat nilai tukar mata uang di suatu negara. Dulu, saat Orde Baru dan Presiden Soeharto jatuh dari tampuk kepemimpinan, Rupiah juga terjun bebas. Begitu BJ Habibie terpilih, Rupiah kembali menguat.
Bagaimana dengan hasil pemilu presiden 2024? Meski belum ada keputusan akhir dari Mahkamah Konstitusi, hasil sementara menunjukkan, senjata ''joget oke gas'' pasangan Prabowo-Gibran berhasil mendongkrak perolehan suara hingga 58%. Apakah joget yang sama bisa mengerek nilai tukar Rupiah?(jto)