Apakah Nabi ﷺ tahu kapan malam Lailatul Qodar?
Syeikh Abdullah Al-Ghumari dalam Ghōyatul Ihsan fi Fadhli Syahri Ramadhan merojihkan pendapat bahwa Nabi ﷺ mengetahuinya.
Beliau menyebutkan 2 alasan:
1. Imam Bukhori dalam Shohihnya menukil dari Imam Sufyan bin Uyainah yg mengatakan bahwa setiap ayat dalam Al-Qur'an dengan lafadz:
{وَمَا أَدْرَاكَ}
Berarti bahwa Allah Swt telah memberitahu Nabi.
Dan setiap ayat dengan lafadz:
{وَمَا يُدْرِيكَ}
Berarti bahwa Allah tidak memberitahu Nabi.
Kedua lafadz ini berarti "Tahukah engkau?"
Dan ayat tentang Lailatul Qodar turun dengan lafadz pertama {وَمَا أَدْرَاكَ}, menunjukkan bahwa Allah Swt memberitahu Nabi tentang malam itu secara utuh, termasuk waktunya.
2. Imam Thabrani meriwayatkan bahwa sahabat Abdullah bin Unais pernah bertanya ke Nabi mengenai kapan malam Lailatul Qodar itu, Nabi ﷺ kemudian bersabda,
"لولا أن يتركَ الناسُ الصلاةَ إلا تِلك الليلَة لأخْبرتُك"
"Jika saja manusia tidak meninggalkan ibadah sholat malam kecuali di hari itu maka aku akan memberitahumu."
*Nabi tidak memberitahu karena khawatir orang-orang tidak akan sholat malam di malam-malam selain Lailatul Qadar.
__
Ada khilaf di antara para ulama mengenai apakah malam Lailatul Qodar ini hanya ada pada ummat Nabi Muhammad ﷺ atau ada juga di ummat² terdahulu.
Imam Ibnu Katsir dan Al-Hafidz Ibnu Hajar lebih condong ke pendapat bahwa Lailatul Qodar bukan dari khususisah ummat ini. Dan Syeikh Al-Ghumari sepertinya lebih memilih pendapat ini. Sedangkan jumhur ulama memilih bahwa Lailatul Qodar termasuk keistimewaan ummat ini.
Derajat menghidupkan amalan di malam Lailatul Qodar:
Minimal: sholat Isya berjamaah dan berazam untuk sholat subuh berjamaah. Medium: Bangun ibadah di sebagian besar malam. Maksimal: Bangun ibadah semalam full.
Jadi, di 10 akhir Ramadhan ini usahakan jangan sampai minimal tidak sholat Isya berjamaah.
Disunnahkan juga di malam² yg dimungkinkan besar terjadi malam Lailatul Qodar untuk mandi, memakai pakaian terindah, dan berwangi-wangi.
Imam Tamim Ad-Dari diriwayatkan selalu memakai jubah yg ia beli seharga 1000 dirham di malam yg diharapkan terjadi Lailatul Qodar. Begitu juga sahabat Anas bin Malik, beliau memiliki pakaian khusus untuk menyambut Lailatul Qodar, setelah subuh, pakaian itu beliau lipat kembali sampai datangnya Ramadhan berikutnya.
Semoga Allah memberikan kita taufiq agar bisa menghidupkan malam yg sangat istimewa ini.
(Ustadz Amru Hamdany)