Al Quds adalah Jantungnya Islam
Orang-orang Islam menyebut tanah suci ketiga mereka dengan Al-Quds yang dari nama itu pula kemudian muncul nama Kudus di Jawa.
Bukan Yerusalem, bukan Jerusalem. Sebab, Yerusalem atau Jerusalem berarti kota Dewa Salem, dewa dalam kepercayaan bangsa Kana'an kuno.
Di Al-Quds itulah juga terdapat Masjid al-Aqsa.
Mahdy Saied menjelaskan dalam buku Fadhailu al-Masjidi al-Aqsha wa Madinati Baiti al-Maqdisi wa ar-Raddu 'alaa Mazaa'imi al-Yahudi, masjid tersebut telah berusia amat tua. Berdasarkan hadis Nabi Muhammad SAW, sebagaimana diriwayatkan Bukhari-Muslim, al-Aqsha merupakan masjid kedua yang dibangun di muka bumi, yakni setelah Masjidil Haram di Makkah al-Mukarramah.
Dalam berbagai kitab tafsir, seperti karya ath-Thabari, Ibnu Katsir, dan al-Qurthubi, disebutkan bahwa yang pertama kali membangun Masjid al-Aqsha ialah para malaikat. Berdasarkan perintah dan izin dari Allah SWT, mereka menentukan tempat dan menggariskan lokasi bangunan suci tersebut.
Bagaimanapun, kata Mahdy, umumnya ulama berpendapat bahwa Nabi Adam-lah yang mula-mula mendirikan al-Aqsha. Itu dilakukannya sesuai dengan wahyu dari Allah Azza wa Jalla. Tidak ada bukti-bukti yang pasti mengenai bentuk bangunannya. Sepeninggalan sang manusia pertama, eksistensi masjid tersebut tergerus arus waktu.
Selanjutnya, Nabi Ibrahim AS diperintahkan oleh Allah untuk merenovasi Masjid al-Aqsha serta meninggikannya. Sesudah memindahkan istri dan bayinya, yakni Siti Hajar dan Ismail AS, dari Palestina, sang Khalilullah juga membangun Ka’bah di Bakkah atau Makkah al-Mukarramah. Maka dari itu, sosok berjulukan “bapak para nabi” itu adalah yang pertama-tama merenovasi dua masjid suci sekaligus.
Menurut Mahdy, Tanah al-Quds pada masa Nabi Ibrahim AS dikuasai seorang raja yang bernama Malki Shadiq. Penguasa itu meyakini bahwa alam semesta ini diciptakan oleh Allah, Zat Yang Maha Esa, Mahakuasa. Maka begitu sang nabi datang ke kotanya, ia pun langsung menyambutnya dengan ramah dan menyatakan beriman kepada ajaran beliau. Renovasi yang dilakukan salah seorang rasul Ulul Azmi itu terjadi sekira tahun dua ribu sebelum Masehi (SM).
Malki Shadiq merupakan keturunan Suku Kan’an. Mahdy mengatakan, kelompok etnis itu termasuk rumpun bangsa Arab. Mereka diduga telah menghuni Palestina sejak tahun 10 ribu SM. Orang-orang itu membangun peradaban dan kebudayaan Arab di Tanah al-Quds. Bahkan, tidak hanya kota tersebut. Wilayah kekuasaannya juga mencakup daerah-daerah sekitar, seperti Jericho, Gaza, Nablus, dan al-Khalil.
Dengan demikian, lanjut Mahdy, bangsa Arab Kan’an—dan bukan Yahudi karena datang lebih belakangan—merupakan penghuni awal Negeri Palestina. Definisi “Arab” di sini mesti dikaitkan dengan generasi-generasi yang datang sebelum Ismail bin Ibrahim AS, yakni keturunan Sam bin Nuh AS. Mengutip KH Moenawar Chalil dalam Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW (2001), kata arab sama artinya dengan rahlah, yakni ‘mengembara.’ Bangsa Arab dinamakan demikian karena mereka termasuk bangsa yang gemar mengembara dari satu tempat ke tempat lain.
Sejarahnya dapat ditelusuri sejak zaman Nabi Nuh AS. Sang rasul memiliki tiga putra, yaitu Sam, Yafits, dan Ham. Masing-masing menurunkan bangsa-bangsa dengan warna kulit tersendiri. Yang dinamakan “bangsa Arab”, lanjut Chalil, masuk ke dalam golongan bangsa Semit, yakni berasal dari keturunan Sam—yang darinya diambil nama Semit. Kebanyakan ahli riwayat meyakini, daerah yang pertama-tama dihuni keturunan Sam bin Nuh ialah lembah Sungai Eufrat dan Tigris, Irak.
Dari sana, di antara mereka ada yang bermigrasi ke banyak daerah sekitar, seperti Jazirah (Arab), Etiopia, dan juga Palestina. Negeri di sebelah timur Mediterania itu tak semuanya subur. Umumnya, kondisi tanah berbukit-bukit, beriklim gurun, serta jarang dialiri sumber air yang melimpah. Karena itu, karakteristik mereka menjadi nomaden. Suku bangsa ini suka mengembara ke lokasi mana saja di dalam negeri tersebut yang sesuai untuk keperluan hidup sehari-hari dan hewan ternaknya.
Al-Quds saat ini dikuasai orang-orang Yahudi. Direbut paksa di depan mata-mata umat Islam dalam sebuah persengkongkolan jahat. Diinjak-injak tentara Zionis.
Al-Quds sekarang adalah sebuah duka menanah bagi umat Islam. Bertahun-tahun dan entah sampai kapan.
[Video - Kondisi Al Aqsa malam 27 Ramadan 1445]
A sea of worshipers spend Laylat al-Qadr at Al Aqsa mosque and chant for Gaza and Al Aqsa mosque. pic.twitter.com/8n5RXStvlr
— Quds News Network (@QudsNen) April 5, 2024
"Labbaika yaa Aqsha!"
— Mas P1yu🍉 (@Piyusaja2) April 5, 2024
(Kami menyambut panggilanmu yaa Aqsha)#Malam27Ramadan pic.twitter.com/wPw0xkjTOA
Muslims pledge to protect Masjid Al Aqsa on the 27th night of Ramadan. pic.twitter.com/U87uBKAddF
— ilmfeed (@IlmFeed) April 5, 2024