3 intelektual pejabat di balik Korupsi Timah Rp 271 Triliun

3 MENGUAK KORUPSI TIMAH
[Utas By @jaksapedia]

πŸ”΄3 intelektual pejabat ini punya peran tak kalah penting dalam kasus korupsi timah Bangka yang ikut menyeret Harvey Moeis & Bong Bonosusatya. 

πŸ”΄Oleh sejumlah saksi, kronologi borok ketiganya terkuak di hadapan penyidik Gedung Bundar (Kejaksaan Agung):

- Manajemen perusahaan dibuat pusing bukan kepalang. Rupanya tiap tahun digelontori ratusan miliar hingga triliunan rupiah dari negara, juga memiliki area konsesi pertambangan timah terluas di Babel (Bangke Belitung), tak menjamin perusahaan mendongkrak jumlah produksi.

- Mereka pun sepakat menggelar RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). Tertanggal 7 April 2016 pada rapat tertinggi perusahaan tersebut, ditunjuklah pria kelahiran 25 Juli 1968 itu (Mochtar Riza Pahlevi Tabrani). Bukan tanpa alasan lelaki berperut tambun ini dipilih menjadi Direktur Utama PT Timah Tbk. (PT Timah merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang pertambangan) 

- Tapi, tentunya, penunjukkan itu tidak berlatar pendidikan, karena dia lulusan geologi di Universitas Trisakti hingga melanjutkan di Cleveland State University, AS.

- Juga bukan karena dia pernah bekerja di MIND ID, perusahaan induk PT Timah, atau lantaran selama 8 thn sudah meniti karir di PT PGN Tbk, unit usaha sektor gas milik Pertamina.

- Yang jelas, di antara pertimbangan utama pengangkatan pria bernama lengkap Mochtar Riza Pahlevi Tabrani sebagai pimpinan perusahaan pelat merah itu adalah kemampuannya menjalin kedekatan dengan siapapun.
- Perhitungan penunjukkan dirinya, 1 sisi, terbilang tepat. Kendati nyaris gagal di 1,5 thn pertamanya memegang komando perusahaan, pada 2018 Riza membuat gebrakan. Produksi logam PT Timah melejit di tahun itu.

- Namun, keberhasilan ini boleh dikata di luar nalar. Apalagi, strategi produksi timah berupa pengelolaan Sisa Hasil Pengolahan (SHP), yang landasannya atas dasar SK Direksi bernomor 030/2018 yg ditandatangani Riza langsung itu, hanyalah meneruskan program sebelumnya.

- Syahdan, siasat produksi penuh riak itu akhirnya ketahuan juga. Kecurigaan muncul bermula ketika manajemen Riza rupanya telah menyiapkan anggaran spesial untuk SHP (Sisa Hasil Pengolahan) sebesar Rp 7 trilun hanya dalam periode 2018-2021.

- Biasanya, program produksi PT Timah sebelum2nya memakan biaya puluhan miliar saja. Bahkan sangat jarang menghabiskan ratusan miliar cuma untuk 1 program. Tagihan utang & tunggakan fee pun muncul setahun setelahnya, mengingat mayoritas anggaran SHP bersumber dari pinjaman bank.

- Akibat pembekakan biaya operasional itu, PT Timah berada di tepi jurang. Persoalan bertambah seiring banyak laporan bila ribuan ton, yang dikirim dari 5 perusahaan yg ditunjuk Riza sebagai rekanan peleburan sebelumnya, ternyata cuma sekian persen yg mengandung timah.

- Usai laporan tak digubris aparat bersandang "Cokelat", beberapa internal perusahaan berinisiatif mengadukan pemborosan uang yang tak wajar itu kepada Kejari & Kejati setempat. Diambil alih Kejaksaan Agung akhir tahun 2023 lalu, penyidik menemukan benang merah.

- Riza, dalam investigasi Kejaksaan, ternyata sudah main mata dengan 5 smelter yang sejatinya tidak memiliki cukup kualifikasi itu. Lobi-lobi culas ini berlangsung di beberapa tempat, termasuk di 2 hotel di Jakarta.

- Agar mempermudah tindakan lancungnya, Riza memanggil 2 pejabat kepercayaan, Emil Ermindra & Alwin Albar. 
- Emil, yang menjabat Direktur Operasional PT Timah periode 2017-2021, diberi tugas untuk mengintervensi Tim Pengawas internal perusahaan.

- Dalam keterangan sejumlah saksi, Emil bahkan tak ragu memarahi keras tim pengawas. Alumnus IPB ini juga tak sungkan utk memindahkan atau bila perlu memecat pejabat bawahannya yg menentang.

- Tugas lain Emil, masih menurut kesaksian beberapa internal PT Timah di hadapan penyidik, adalah menyogok penegak hukum. 

- Tak hanya itu. Di samping menyiapkan surat perintah kerja abal-abal, mantan pejabat Bank BNI itu pula yg mengkoordinir pihak non-mitra yg ingin menitipkan bijih timah utk masuk ke perusahaan.

- CV. SU, yg belakangan ditelisik sebagai 1 di antara 7 perusahaan boneka, rupanya dimiliki Emil sendiri.

- Di pihak lain, Alwin Albar, yg merupakan Direktur Keuangan PT Timah periode 2017-18 lulusan ITB & University of Wisconsin-Madison di US itu, diperintah Riza utk memanipulasi laporan keuangan, termasuk menggelembungkan anggaran & menyiapkan biaya koordinasi utk aparat.

(Sumber: Utas @jaksapedia)
Baca juga :