[PORTAL-ISLAM.ID] KUALA LUMPUR - Polisi Kerajaan Malaysia (PDRM) menangkap seorang pria Israel dengan enam senjata api dan 200 butir amunisi di sebuah hotel di Jalan Ampang, Kuala Lumpur, Rabu lalu (27/3/2024).
Pria berusia 36 tahun itu terlihat memasuki Malaysia melalui Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) pada 12 Maret menggunakan paspor Prancis.
Kepala Polisi Malaysia Irjen Pol Tan Sri Razarudin Husain mengatakan, enam pucuk senjata api yang ditemukan di kamar hotel tersangka yakni Glock 19 Marine, Glock 17 Gen 4, Smith and Wesson, Sig Sauer dan Stoeger serta 200 butir amunisi yang disimpan di dalam tasnya.
Menurut dia, penangkapan dan pemeriksaan terhadap tersangka dilakukan tim Reserse Kriminal (JSJ) Kontingen Polres Kuala Lumpur dibantu JSJ Bukit Aman.
Investigasi menemukan bahwa semua senjata dibeli oleh tersangka setibanya di Malaysia menggunakan cryptocurrency.
“Kami sedang menyelidiki bagaimana senjata itu dibawa ke negara ini dan siapa yang menyelundupkannya, kami juga ingin tahu siapa penerima pembayarannya,” Kepala Polisi Malaysia Irjen Pol Tan Sri Razarudin Husain dalam konferensi pers di Masjid Al-Amin Pasukan Aksi Umum (PGA), hari ini, Jumat (29/3/2024).
Dari hasil interogasi, dia mengatakan tersangka mengaku datang ke negara tersebut untuk mencari seseorang yang juga warga negaranya untuk dibunuh yang diduga terkait dengan masalah keluarga, namun polisi tidak mempercayai klaimnya.
Razarudin mengatakan, polisi masih melakukan penyelidikan dan kemungkinan tersangka punya agenda lain datang ke Malaysia.
Dia menambahkan, tersangka kini sudah ditahan sejak kemarin hingga 31 Maret dan tidak menutup kemungkinan masa penahanan tersangka akan diperpanjang jika diperlukan kelengkapan penyidikan.
“Pelanggaran yang dilakukan adalah yang pertama, menurut UU Paspor (1966) dan Pasal 7 UU Senjata Api (Hukuman Berat) 1971 yaitu penyelundupan (perdagangan) senjata api yang dapat diancam hukuman gantung.
“Yang membuat kami khawatir di sini, pertama ketika penangkapan ini terjadi, yang kami lihat adalah isu terkait Palestina dan Israel.
“Jadi kami sekarang sangat waspada terhadap keselamatan Perdana Menteri sendiri, Yang di-Pertuan Agong dan juga beberapa VVIP sehingga kami harus memperhitungkan keselamatan mereka, keselamatan di sini,” ujarnya.
Lebih lanjut, kata dia, pemeriksaan polisi meyakini tersangka tidak bergerak sendiri dan mungkin memiliki jaringan dengan oknum tertentu yang belum diketahui identitasnya.
“Dia memasuki negara itu dengan terbang melalui Uni Emirat Arab (UEA) ke Malaysia dimana penerbangan di UEA memiliki kontrol yang ketat, kami tidak yakin dia bisa membawa semua senjata itu dari sana.
“Tersangka juga diduga pindah dan menginap di dua atau tiga hotel berbeda sebelum ditangkap.
“Awalnya kami mendapat informasi masyarakat tentang gerakan mencurigakannya sebelum kami mengikuti dan menangkap tersangka,” ujarnya.
Sementara saat ditanya apakah pria tersebut merupakan agen Israel, Razarudin mengatakan, penyelidikan masih berlangsung.
“Kami sedang menyelidiki ke arah itu,” katanya.