DALAM acara-acara haflah (seremoni) NU masa kini, sering dirusuhi oleh acara joged-joged semacam ini. Hasrat joged-joged itu sumbernya dari Dangduters dan karakter Tiktok, keduanya masuk ke alam budaya NU.
Bahkan pernah ada acara "panggung gembira" pesantren diisi joged-joged oleh santriwati setempat dengan pakaian seksi dan buka aurat. Sudah begitu poro pengelola pesantrennya santai aja. Laa ilaha illa Allah 😢😢
Keadaan makin kacau ketika muncul istilah "mafia sholawat" dan DJ sholawat. Ya Rabb, makin gak karuan saja para jemaah ini. Dulunya budaya NU santun, menjaga rasa malu, paling pol ya rebana atau qashidah. Lha di zaman kiwari... ikut-ikutan bisnis konser sholawat. 😢😢
Kalau meminjam istilah Kyai Ma'ruf Amiin "mengambil inspirasi dari K-Pop". Beliau telah membuka sesuatu yang hampir satu abad ditutup rapat oleh KH. Hasyim Asyari, supaya dalam acara-acara (seperti Maulid) tidak campur baur dan diisi maksiat.
SEMOGA saja dengan pertolongan Allah... budaya joged "penyusup" ini keluar lagi dari kehidupan rakyat NU, di mana saja berada. Amiin ya Rabbal 'alamiin 🤲🤲
(Sam Waskito)