Pasangan pemotor suami-istri, Vicente dan Fernanda, telah melewati belasan negara Muslim dengan aman, sebelum keduanya sekira 2 bulan lalu melanjutkan perjalanan melintasi Afghanistan.
Sepanjang perjalanan di Afghanistan keduanya tak mengalami ancaman apapun. Hanya ada keramahan, keramahan dan keramahan. Terutama dari personel keamanan Taliban.
Afghanistan di bawah Imarah Islam Afghanistan (IIA/Taliban) memang dikenal sangat ngemong kepada turis asing, meski keramahan ini juga bisa melelahkan.
Pasalnya tiap 1 jam antum akan bertemu pos polisi Taliban.
Mereka semua sama. Memberhentikan lalu ngajak ngobrol tentang ada atau tidaknya gangguan di jalan. Setelah itu mereka akan menawari turis untuk makan atau minum dulu. Paling tidak, habis waktu 30 menit di setiap pos.
Kalau dalam 1 jalur ada 6 pos, minimal 3 jam waktu pengendara turis asing habis untuk mengobrol.
Di dunia ini gak ada satupun negara yang sangat mengkhawatirkan keselamatan turis asing seperti di Afghanistan.
Itu jauh dari yang dibayangkan, dimana menurut media Barat, Afghanistan disebut sebagai "negara paling berbahaya di dunia bagi kaum Hawa".
Faktanya, di sana, semua orang menaruh hormat pada setiap wanita yang ditemui. Sekedar suit suit pun mereka ga akan berani.
Vicente dan Fernanda yang lalu memposting kesan positif tentang Afghanistan diserang oleh komen kontra dari sejumlah followernya. Termasuk oleh akun-akun Prindapan.
Kelar mengunjungi negeri api tersebut, pasangan asal Spanyol dan Brasil itu meneruskan perjalanan ke Pakistan. Dari sana mereka kemudian masuk ke negara kesayangan kita semua; Prindapan, eh India alias Bharat.
Lalu terjadilah apa yang saat ini menampar wajah kaum penyembah sapi dan tikus tersebut.
Di Jharkhan, India Timur, Fernanda dan Vicente, tanpa sadar telah diincar 7 pemuda ingusan Prindapan.
Saat beristirahat mendirikan tenda di dekat pasar, 7 penyerang langsung menghajar Vicente hingga babak belur. Sedangkan Fernanda diperkosa secara bergiliran. Barang-barang mereka juga dirampas.
India menjadi negara dengan tingkat perkosaan tertinggi di Asia. Saking viralnya sampai2 kisah2 perkosaan di sana banyak diangkat lewat berbagai film.
Setiap hari setidaknya 90 wanita menjadi korban perkosaan di India. Setahun 32.000 perempuan. Belum lagi yang tidak terpublikasi, salah satunya karena korban malu untuk melapor, atau diancam oleh pemerkosanya.
Jadi wanita di India sama sekali tidak mudah. Sebelum lahir, Janin bayi perempuan terancam diaborsi.
Anak perempuan dipandang sebagai beban karena saat menikah akan meninggalkan rumah. Dan ketika menikah pun pihak wanita yang membayar maskawin.
Lebih apes lagi kalau terlahir sebagai kasta Dalit, kaum dengan kasta yang saking rendahnya; Disentuh pun tidak boleh.
Di India, mereka dianggap sekelompok manusia yang paling hina dina. Bahkan hak2 seekor Sapi lebih dilindungi daripada hak2 hidup orang kasta Dalit.
Jumlah kaum Dalit sebetulnya ga main2 banyaknya. Statistik menyebutkan jumlah mereka 120 juta orang. Label Dalit ini seumur hidup ga akan bisa dihapus. Bahkan jika seorang Dalit masuk Islam, dia tetap dianggap sebagai Dalit oleh masyarakatnya.
Aborsi merajalela. Kemiskinan menggila. Perkosaan membabi buta. Diskriminasi di luar nalar hanya karena kasta menghantui mereka. Begitulah realita hidup wanita di negara Prindapan.
Namun propaganda post truth lewat media2 sekuler membuat banyak dari kita mengira bahwa Afghanistan lebih berbahaya daripada India.
Bahkan warga Prindapan sendiri terutama di antara mereka yang paling sering menghina Afghanistan. Padahal di negeri yang menjijikkan itu seringkali anjing lebih dimuliakan daripada manusia.
(Fathi Nasrullah)
INDIA V MUSLIM COUNTRIES
— Sulaiman Ahmed (@ShaykhSulaiman) March 6, 2024
Where was she safe? pic.twitter.com/gSkXwWAoZV