𝐏𝐞𝐫𝐞𝐦𝐩𝐮𝐚𝐧 𝐁𝐢𝐜𝐚𝐫𝐚 𝐝𝐢 𝐌𝐢𝐧𝐛𝐚𝐫 𝐌𝐚𝐬𝐣𝐢𝐝???
Oleh: Arsyad Syahrial
Saya tak anti kemajuan, perempuan bicara di depan umum bukan perkara aneh di zaman ini. Akan tetapi perempuan bicara di depan umum dari minbar Masjid…???
Well, memang ini tak bisa dianggap "ḳotīb" karena bukan "ḳuṭbah" saat Jumàtan atau Ȉd, sedangkan kultum sore atau ceramah Tarōwīḥ itu juga tidak ada ṡarīàt ḳuṭbah. Jadi anggap saja "pembicara". Namun pembicara perempuan di depan umum dari minbar Masjid…???
Maka pertanyaan pertama adalah apa pendapat para ùlamā’ terdahulu tentang perempuan berbicara di muka umum dari minbar Masjid…?
Ternyata tidak ada, karena para ùlamā’ terdahulu tidak mendapati perempuan yang berbicara di depan umum dari minbar Masjid.
Pertanyaan kedua, apakah karena zaman dulu tidak ada aḥli ìlmu (ùlamā’) dari kalangan perempuan…?
Kalau sampai berani mengatakan bahwa tidak ada ùlamā’ perempuan, maka itu adalah kejāhilan yang luar biasa…!
Iya, kejāhilan! Sebab ùlamā’ perempuan itu sudah ada dari semenjak Salafuṣ-Ṣōliḥ dari zaman para Ṣoḥābat رضي الله تعالى عنهم.
Bukankah Ibunda Ȁiṡah aṣ-Ṣiddiqoh رضي الله تعالى عنها itu adalah seorang ùlamā’ yang sangat diakui keìlmuannya di kalangan Ṣoḥābat dan banyak di antara Tābiȉn bahkan Ṣoḥābat berguru kepadanya…?
Selain itu, sejarah mencatat ùlamā’ perempuan di kalangan Ṣoḥābat antara lain:
- Ibunda Ḥafṣoh bintu Ùmar رضي الله تعالى عنها,
- Ibunda Ummu Salamah Hindun bintu Abī Umayyah رضي الله تعالى عنها,
- aṡ-Ṡifā’ (Laila) bintu Àbdullōh رضي الله تعالى عنها,
- Ummu ad-Dardā’ رضي الله تعالى عنها,
- Zainab bintu Àlī رضي الله تعالى عنها.
Kemudian di kalangan Tābiȉn, sejarah mencatat ùlamā’ perempuan di kalangan mereka antara lain:
- Ummu ad-Dardā’ as-Suġro ad-Dimaṡq,
- Ḥafṣoh bintu Sirīn,
- Ummu Kulṫūm bintu Abū Bakr,
- Sakīnah bintu al-Ḥusain.
Jadi, dari awal sejarah Islām sudah tercatat nama-nama ùlamā’ perempuan, dan itu terus berlanjut sampai sekarang.
Namun…
Tidak ada riwayat Ibunda Ȁiṡah itu bicara di depan umum dari mimbar Masjid. Tidak ada riwayat para ùlamā’ perempuan itu berbicara di depan umum (laki & perempuan) dari mimbar Masjid.
Tak juga pernah tercatat Fāṭimah bintu Muḥammad al-Fihriyyah (yang mendirikan Universitas al-Qorowiyyin di Fez, Morocco pada tahun 857 M) berbicara di depan umum dari mimbar Masjid.
Bahkan sampai sekarang pun di Masjid al-Azhar, sejak Ṡaiḳoh pertama Rahmah el-Yunusiah (seorang perempuan Minangkabau) tidak pernah ada ṡaiḳoh yang berbicara di depan umum dari mimbar Masjid.
Jadi, bagaimana menurut pendapat temans…?