[PORTAL-ISLAM.ID] Pada bulan Sya'ban 726 Hijriah (Juli 1326 M), Ibnu Batutah berangkat ke Syam dari Kairo. Dia akhirnya tiba di Ghazzah (Gaza), yang merupakan kota pertama di Suriah (Provinsi Mamluk) di perbatasan Mesir.
Ketika Ibnu Battutah memasuki Gaza (Ghazzah), dia menggambarkan kota itu sebagai:
“Tempat dengan dimensi luas dan populasi besar, dengan pasar-pasar bagus. Di dalamnya terdapat banyak masjid, dan tidak ada tembok di sekelilingnya.”
Ibnu Battutah meriwayatkan bahwa tidak seorang pun boleh lewat ke Suriah tanpa paspor dari Mesir, atau ke Mesir tanpa paspor dari Suriah, sebagai tindakan perlindungan terhadap harta benda seseorang dan untuk pencegahan terhadap mata-mata dari Irak.
Ibnu Batutah atau Muhammad bin Batutah (lahir 1304 M - wafat 1369 M) adalah seorang alim (cendekiawan) Maroko yang pernah berkelana ke berbagai pelosok dunia pada Abad Pertengahan.
Dalam jangka waktu 30 tahun, Ibnu Batutah menjelajahi sebagian besar Dunia Islam dan banyak negeri non-Muslim, termasuk Afrika Utara, Tanduk Afrika, Afrika Barat, Timur Tengah, Asia Tengah, Asia Tenggara, Asia Selatan, dan China.
Menjelang akhir hayatnya, ia meriwayatkan kembali pengalaman-pengalamannya menjelajahi dunia untuk dibukukan dengan judul Hadiah Bagi Para Pemerhati Negeri-Negeri Asing dan Pengalaman-Pengalaman Ajaib (تحفة النظار في غرائب الأمصار وعجائب الأسفار, Tuḥfatun Nuẓẓār fī Gharāʾibil Amṣār wa ʿAjāʾibil Asfār), yang lazim disebut Ar-Rihlah (الرحلة)/Lawatan.
Riwayat perjalanan Ibnu Batutah menyajikan gambaran tentang peradaban Abad Pertengahan yang sampai sekarang masih dijadikan sumber rujukan.