Ini hati ataukah samudra?
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah berkata:
فإني قد أحْلَلْت كُلَّ مُسْلِمٍ، وَأَنَا أُحِبُّ الْخَيْرَ لِكُلِّ الْمُسْلِمِينَ، وَأُرِيدُ لِكُلِّ مُؤْمِنٍ مِنْ الْخَيْرِ مَا أُحِبُّهُ لِنَفْسِي، وَاَلَّذِينَ كَذَبُوا وَظَلَمُوا فَهُمْ فِي حِلٍّ مِنْ جِهَتِي) [مجموع الفتاوى 28/ 55]
"Sungguh telah Aku maafkan setiap orang muslim yang (menyakitiku), aku mencintai kebaikan bagi semua kaum muslimin, aku menginginkan kebaikan bagi setiap mukmin sebagaimana aku menginginkan kebaikan itu untuk diriku sendiri, dan aku telah maafkan orang-orang yang berdusta dan menzhalimiku".
(Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Majmu' al-Fatawa: 28/55).
------------------
Dia pernah memimpin sebuah pasukan untuk melawan pasukan Mongol di Syakhab, dekat kota Damaskus, pada tahun 1299 Masehi dan dia mendapat kemenangan yang gemilang. Pada Februari 1313, dia juga bertempur di kota Jerussalem dan mendapat kemenangan.
Ibnu Taimiyah meninggal di penjara Qal`ah Dimasyq disaksikan oleh salah seorang muridnya Ibnul Qayyim, ketika dia sedang membaca Al-Qur'an surah Al-Qamar [54] ayat 54 yang berbunyi "Innal Muttaqina fi jannatin wa naharin".
Ia berada di penjara ini selama dua tahun tiga bulan dan beberapa hari, mengalami sakit dua puluh hari lebih. Pada masa tuanya, dia menulis banyak kitab sekaligus mengisi waktunya. Dia dipenjara karena berseberangan dengan pemerintah di zamannya.
Ia wafat pada tanggal 22 Dzulqadah 728 H (26 September 1328 M), dan dikuburkan pada waktu Ashar di samping kuburan saudaranya, Syaikh Jamal Al-Islam Syarafuddin. Jenazahnya disalatkan di masjid Jami` Bani Umayah sesudah salat Zhuhur dihadiri para pejabat pemerintah, ulama, tentara serta para penduduk.
Pada saat itu, tidak ada seorangpun yang tak hadir melayat kecuali ada yang berhalangan, para wanita yang berjumlah kira-kira 15.000 orang juga datang melayat, ini belum termasuk suara isakan tangis dan doa yang terdengar di atas rumah-rumah sepanjang jalan menuju makam, sementara lelaki yang hadir diperkirakan 60.000 bahkan sampai 100.000 pelayat menurut kesaksian Ibnu Katsir.
Sepanjang hidupnya, dia dikenal banyak sekali mendapat pujian dan celaan. Banyak kalangan ulama yang memujinya, dan sebagian ahli fiqih mencela dia karena ketidaktahuan mereka. Dan Ibnu Taimiyah telah memaafkan semuanya.
"Sungguh telah Aku maafkan setiap orang muslim yang (menyakitiku), aku mencintai kebaikan bagi semua kaum muslimin, aku menginginkan kebaikan bagi setiap mukmin sebagaimana aku menginginkan kebaikan itu untuk diriku sendiri, dan aku telah maafkan orang-orang yang berdusta dan menzhalimiku".