[PORTAL-ISLAM.ID] Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, kembali mengingatkan umat Islam untuk mematuhi aturan penggunaan pengeras suara menjelang pelaksanaan ibadah puasa Ramadan 1445 Hijriah/2024 Masehi. Imbauan ini dilakukan dalam rangka menjaga ukhuwah Islamiyah dan toleransi.
"Umat Islam diimbau untuk tetap menjaga ukhuwah Islamiyah dan toleransi dalam menyikapi potensi perbedaan penetapan 1 Ramadan 1445 Hijriah/2024 Masehi," sebut Gus Men di Jakarta, Rabu 6 Maret 2024.
Aturan penggunaan pengeras suara telah diatur dalam edaran yang diterbitkan pada 18 Februari 2022. Menteri Agama mengimbau agar umat Islam mematuhi ketentuan tersebut, termasuk penggunaan volume maksimal pengeras suara hingga 100 dB (desibel) sesuai kebutuhan.
Menurut Menteri Agama, penggunaan pengeras suara dalam pelaksanaan Salat Tarawih, ceramah/kajian Ramadan, dan tadarrus Al-Qur’an di bulan Ramadan harus mematuhi aturan yang telah ditetapkan. Sedangkan untuk takbir Idulfitri di masjid/musala, penggunaan pengeras suara luar bisa dilakukan hingga pukul 22.00 waktu setempat, kemudian dilanjutkan dengan pengeras suara dalam.
Edaran Menag No SE. 1 tahun 2024 tentang Panduan Penyelenggaraan Ibadah Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri Tahun 1445 Hijriah/2024 Masehi menegaskan beberapa ketentuan penting, antara lain:
1. Umat Islam diimbau untuk tetap menjaga ukhuwah Islamiyah dan toleransi dalam menyikapi potensi perbedaan penetapan 1 Ramadan 1445 Hijriah/2024 Masehi.
2. Pelaksanaan ibadah Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri harus sesuai dengan syariat Islam dan nilai toleransi.
3. Umat Islam diharapkan meningkatkan syiar Ramadan dengan mempedomani pedoman penggunaan pengeras suara di masjid dan musala.
4. Kegiatan syiar Ramadan di masjid, musala, dan tempat lainnya harus berlangsung dengan pesan-pesan taqwa dan mempererat persaudaraan.
5. Takbiran Idul Fitri diatur sesuai pedoman penggunaan pengeras suara di masjid dan musala.
6. Takbir keliling harus mematuhi ketentuan pemerintah setempat dan menjaga ketertiban serta nilai-nilai toleransi.
7. Salat Idul Fitri dapat dilakukan di masjid, musala, dan lapangan.
8. Materi ceramah Ramadan dan Khutbah Idul Fitri harus menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dan tidak bermuatan politik praktis.
Demikian ketentuan Menag soal pelaksanaan ibadah selama bulan Ramadhan 1445 H terutama yang berkaitan dengan pengeras suara.