Pagi ini sambil sarapan, saya ingat salah satu pertanyaan di IG.
Sudah lima bulan, bagaimana stok logistik di dalam tunnel? Bagaimana cara pejuang menjaga agar pasokan pangan mujahidin terjaga?
1. Untuk air minum, saya meyakini seiring dengan penggalian tunnel, akan ditemukan sejumlah mata air yang itu menjadi cadangan air minum dan sanitasi di dalam tunnel. Air tak terlalu jadi masalah. Hanya saja, pasti sangat rahasia karena berhubungan dengan militer.
"Kenapa tak disharing dengan pengungsi?"
Mungkin terbatas jumlahnya. Mungkin berbahaya karena bisa membongkar keberadaan terowongan utama. Atau mungkin disharing dengan cara rahasia.
2. Mengenai makanan, saya ingat cerita Perang Tabuk, saat itu logistik kaum muslimin habis sampai-sampai para sahabat Nabi mengisap-isap sebutir kurma untuk satu hari, agar tak cepat habis.
Ya, sahabat. Begitulah mujahidin. Sudah banyak cerita terkenal bahwa mereka makan dua kurma saja dalam sehari, atau selembar roti tipis seukuran layar HP, dan lain-lain.
Tapi, justru ini menjadi kekuatan tersendiri. Ketika pasukan Israel butuh ransum mahal dan berat 3 kali sehari makanan biasa, mujahidin hanya perlu "beberapa butir kurma" untuk sehari.
Pergerakan mereka jadi efektif, dan motivasi perang mereka jadi lebih kuat "bahwa kita harus menang, insyaa Allah."
(Amar Ar-Risalah)