[PORTAL-ISLAM.ID] Media Israel melaporkan (8/2/2024) seorang Tentara Israel yang menderita trauma psikologis melakukan bunuh diri akibat perang Gaza yang terjadi sejak 7 Oktober.
Ribuan Tentara Israel Kena Mental Imbas Perang, Kasus Bunuh Diri Meningkat
Baru-baru ini media Israel melaporkan sekitar 1.600 tentara menunjukkan gejala reaksi stres akibat perang saat sistem kesehatan mental di negara itu tengah diambang kehancuran. Setidaknya 250 tentara Israel ditarik dari tugas selama perang di Gaza karena alasan gangguan mental.
Menurut laporan situs berita Israel Walla, gejala reaksi stres pertempuran setidaknya telah dialami pada 1.600 tentara sejak dimulai operasi darat di Jalur Gaza, pada 7 Oktober 2023.
Adapun gejala yang dikeluhkan berupa detak jantung cepat, berkeringat, peningkatan tekanan darah secara tiba-tiba, tubuh gemetar yang tidak terkendali, kebingungan, hingga ketidakmampuan untuk bergerak.
Jika gejala tersebut berlanjut selama lebih dari empat minggu, kondisi prajurit dapat memburuk hingga mengalami gangguan stres pasca-trauma yang parah.
Sementara menurut surat kabar Israel Yedioth Ahronoth, sebanyak 2.800 tentara Israel dilaporkan tengah menjalani rehabilitasi setelah pulang dari Gaza. Sekitar 91 persen di antaranya mengalami luka ringan dan 18 persen dilaporkan kena gangguan mental.
Surat kabar Yedioth Ahronoth melaporkan, tentara Israel telah membentuk tim psikologis yang terdiri dari perawat dan psikiater untuk membantu tentara yang memiliki kecenderungan bunuh diri dan mengalami kecemasan terkait perang.
Hal ini menyusul laporan lain dari situs berita Israel Kan yang melaporkan lebih dari 2.000 personel militer yang terlibat dalam perang darat di Jalur Gaza mencari bantuan psikiater karena masalah mental dan psikologis. Laporan tersebut lebih lanjut mengatakan para prajurit ini, yang terkena dampak psikologis dan emosional akibat invasi darat ke Gaza, sedang dirawat oleh petugas kesehatan mental.
Tak hanya itu, kasus bunuh diri di kalangan tentara Israel juga dilaporkan naik. Media lokal berulang kali melaporkan insiden bakar diri, gantung diri, dan luka tembak yang dilakukan oleh pasukan militer.
Di samping itu, laman Al Mayadeen menyebut Layanan Pertolongan Pertama Emosional Israel (ERAN) melaporkan lonjakan permintaan pengobatan psikologis dan PTSD di kalangan warga Israel, mencapai 100 ribu permintaan.
Direktur asosiasi tersebut, David Korn, menyatakan klinik-klinik ERAN belum pernah menyaksikan lonjakan permintaan sebesar ini sejak didirikan. Mereka mencatat tim-tim di klinik-klinik yang menangani masalah kesehatan mental juga mengalami krisis psikologis.
Ketua Organisasi Veteran Penyandang Disabilitas, Edan Kleiman, juga mengatakan kepada Bloomberg, pada tanggal 28 Desember, bahwa jumlah korban luka di antara tentara Israel diprediksi meningkat menjadi sekitar 20.000 jika tentara yang mengalami trauma dihitung.
Kleiman menandai pertama kalinya Israel menyaksikan begitu banyak korban luka yang harus direhabilitasi, karena pihak berwenang Israel tidak menyadari betapa parahnya masalah atau situasinya.(*)