Pontang Panting Menyelamatkan Kereta Cepat Whoosh
🔴KAI menghapus sebagian jadwal perjalanan Argo Parahyangan demi mengerek okupansi Whoosh.
🔴KAI memangkas lebih dari separo slot perjalanan Argo Parahyangan dari semula 14 menjadi hanya 6 perjalanan.
🔴Saat ini tingkat keterisian kereta cepat Jakarta-Bandung masih jauh dari target 31 ribu penumpang per hari.
🔴Kementerian Perhubungan mencatat rata-rata jumlah penumpang Whoosh 14.079 penumpang per hari atau 58,56 persen dari kapasitas angkut.
Dwiky Himawan bolak-balik mengecek jadwal perjalanan kereta api Argo Parahyangan dari Bandung menuju Jakarta pada 15 Februari 2024. Dia bingung lantaran tak menemukan slot keberangkatan kereta pukul 05.00 WIB dari Stasiun Bandung ke Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, di aplikasi Access by KAI. Dwiky, warga Bandung yang bekerja di Ibu Kota, awalnya menyangka tiket kereta itu ludes. Belakangan, pria 30 tahun ini sadar jadwal itu dihapus oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI. "Tahunya sudah hilang," katanya.
Bagi Dwiky, penghapusan slot keberangkatan Argo Parahyangan paling pagi itu menjadi masalah. Sebab, dia harus menguber waktu untuk tiba di Jakarta sebelum jam kerja pukul 08.00 WIB. Kalau berangkat pada pukul 05.00, Dwiky bisa tiba pada pukul 07.45 di Gambir dan hanya perlu berjalan kaki menuju kantornya. "Hanya menyeberang," ujarnya.
Setelah jadwal Argo Parahyangan paling pagi lenyap, Dwiky harus beralih ke moda transportasi lain. Pilihannya adalah kereta cepat Jakarta-Bandung alias Whoosh, bus antarkota, dan mobil ulang-alik alias shuttle travel. Dia menilai mobil travel menjadi pilihan yang paling menguntungkan lantaran harganya tak berbeda jauh dengan tiket Argo Parahyangan kelas ekonomi yang dibanderol Rp 150 ribu sekali jalan. Tempat perhentian mobil travel di Mal Sarinah juga tak jauh dari kantornya.
Pengalaman serupa diceritakan pelanggan Argo Parahyangan lain, Randy Iswanto. Pria yang bekerja di wilayah Thamrin, Jakarta Pusat, ini mendadak kelimpungan begitu mengetahui jadwal kereta yang biasa dinaikinya setiap Senin pagi ditiadakan. Padahal jadwal ini paling klop dengan kebutuhannya dalam hal jadwal dan lokasi.
Seperti Dwiky, Randy akhirnya terpaksa beralih ke mobil travel yang berhenti dekat dengan kantornya. Ia juga enggan beralih ke Whoosh lantaran stasiunnya relatif jauh dari destinasi dan harus transit berkali-kali. "Kalau travel tinggal pilih pool dekat rumah dan turun di drop point dekat kantor."
Adapun tarif Whoosh jadwal paling pagi pukul 06.32 WIB dari Stasiun Padalarang menuju Stasiun Halim Perdanakusuma sebesar Rp 250 ribu. Keunggulannya, Whoosh akan tiba di Jakarta pada pukul 07.01 WIB. Masalahnya, ongkos dan waktu tersebut belum mencakup perjalanan dari Stasiun Halim menuju kantornya yang memerlukan waktu satu jam. "Otomatis saya pilih travel."
KAI menghapus beberapa slot perjalanan Argo Parahyangan pada 24 Januari 2024 dari semula 14 menjadi hanya enam perjalanan. Penghapusan beberapa slot perjalanan, antara lain Bandung-Jakarta pukul 05.00 WIB dan Jakarta-Bandung pukul 08.05 WIB, bersamaan dengan peluncuran tiga kereta baru, yaitu Papandayan (Gambir-Garut), Pangandaran (Gambir-Banjar), dan Malabar (Bandung-Malang). Jalur kereta Papandayan dan Pangandaran adalah perpanjangan rute Argo Parahyangan. Penumpang bisa menaiki dua kereta baru itu untuk perjalanan Bandung-Jakarta ataupun sebaliknya dengan harga tiket yang sama dengan Argo Parahyangan.
Keputusan KAI menghapus dua jadwal perjalanan itu dipertanyakan bukan hanya oleh penumpang, tapi juga oleh Federasi Serikat Pekerja Perkeretaapian (FSPP). Sebab, Presiden FSPP Edi Suryanto menjelaskan, dua jadwal tersebut penting dan menguntungkan bagi perusahaan. "Terutama pukul 5 pagi dari Bandung, okupansinya selalu di atas 70 persen," ucapnya pada 13 Februari 2024. Satu rangkaian Argo Parahyangan bisa mengangkut hingga 520 penumpang dalam sekali jalan.
Edi menduga penghapusan jadwal Argo Parahyangan itu adalah upaya mengalihkan penumpang ke Whoosh yang memiliki rute sama. Sebab, hingga kini jumlah penumpang Whoosh yang beroperasi sejak Oktober 2023 itu masih belum mencapai target ideal 30 ribu penumpang per hari.
Berdasarkan data PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), jumlah penumpang Whoosh pada masa libur panjang 7-11 Februari 2024 maksimum hanya 20 ribu per hari.
Menurut Edi, strategi tersebut tidak menguntungkan bagi KAI. Alih-alih mampu meningkatkan keterisian Whoosh, penghapusan sebagian jadwal Argo Parahyangan berpotensi mengurangi pendapatan KAI lantaran penumpang justru beralih ke moda jalan raya seperti bus atau mobil travel. Ujung-ujungnya, arus kas perusahaan bisa tertekan lantaran KAI sebagai pemimpin konsorsium Indonesia pemegang saham KCIC akan menanggung beban dari pengoperasian Whoosh, sementara pendapatan dari Argo Parahyangan tergerus.
Atas dasar itu, FSPP meminta pemerintah dan KAI mengkaji kembali penghapusan sebagian jadwal Argo Parahyangan serta merumuskan ulang segmentasi pasar Whoosh.
Edi mengatakan dua kereta tersebut seharusnya memiliki target pasar yang berbeda agar tidak saling membunuh. Argo Parahyangan bisa menjaring penumpang kelas menengah, sementara Whoosh membidik masyarakat kelas atas. Menurut dia, ketika tarif termurah Whoosh ditetapkan Rp 150-250 ribu, harga tiket Argo Parahyangan juga harus disesuaikan. "Jadi penumpang tidak pindah ke travel," tuturnya sembari mengingatkan bahwa pasar Argo Parahyangan sudah terbentuk lama dan akan hancur jika penumpang beralih moda.
Juru bicara KAI, Joni Martinus, mengatakan akan mengkaji kembali kebijakan rute kereta antarkota.
"Kami akan beradaptasi dengan keinginan masyarakat, tapi tetap mempertimbangkan aspek komersialisasi dan pendapatan korporasi," katanya pada 13 Februari 2024.
Awalnya Mau Dihapus
MANUVER PT Kereta Api Indonesia untuk mengurangi jadwal perjalanan Argo Parahyangan bukan langkah tiba-tiba.
Nasib Argo Parahyangan menjadi materi pembahasan antara pemerintah dan KAI sejak 2022.
Kala itu, dua pejabat yang mengetahui seluk-beluk proyek Whoosh menyatakan ada rencana pemerintah menghapus layanan Argo Parahyangan karena bersaing langsung dengan Whoosh.
Studi kelayakan kereta cepat Jakarta-Bandung menetapkan Whoosh harus bisa mengangkut 31 ribu penumpang dalam sehari dengan tiket Rp 350 ribu per orang untuk mencapai target balik modal 38 tahun. Jika jumlah penumpang di bawah target tersebut, KCIC berpotensi mengalami tekor operasi alias cash deficiency yang ujung-ujungnya dipikul KAI sebagai pemimpin konsorsium PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia, pemegang saham terbesar Kereta Cepat Indonesia China.
Rencana tersebut lantas menjadi sorotan publik dan skemanya kemudian diubah (tidak jadi dihapus, tapi dikurangi lebih dari separo).
Saat ini tingkat keterisian kereta cepat Jakarta-Bandung masih jauh dari target 31 ribu penumpang per hari.
Kementerian Perhubungan mencatat rata-rata jumlah penumpang Whoosh 14.079 penumpang per hari atau 58,56 persen dari kapasitas angkut.
(SELENGLAPNYA baca di Majalah TEMPO, Minggu, 18 Februari 2024)