Tuduhan ini terbantahkan dengan pedoman tertulis gerakan tersebut maupun tindak nyata yang dilakukan di lapangan.
Dalam Piagam pendiriannya semacam Anggaran Dasar organisasi pasal 16 HAMAS menyatakan sebagai berikut:
"Harus ada tarbiyah islamiyyah untuk generasi di wilayah kita yang berpedoman pada pelaksanaan kewajiban agama, mempelajari kitab Allah dengan tadabbur yang komprehensif dan sunnah nabawiyyah, mempelajari sejarah dan peninggalan Islami dari referensi-referensi yang terpercaya di bawah bimbingan para alim spesialis di bidangnya.
Kurikulum yang digunakan haruslah manhaj yang memberikan gambaran utuh bagi seorang muslim berdasarkan standar pemikiran dan akidah islamiyyah.
Selain itu, harus pula melakukan pengkajian terhadap musuh dari sisi kekuatan mereka baik materi mapun militer dan mengetahui sisi-sisi kelemahannya. Termasuk mengetahui kekuatan mana saja yang mendukung mereka.
Juga harus mempelajari kejadian yang sedang berlangsung, bisa memahami masalah kontemporer serta semua hal yang berkenaan dengannya.
Selanjutnya mempersiapkan langkah ke depan di mana seorang mujahid akan benar-benar memahami keadaan di hadapannya dan paham betul apa tujuannya serta semua hal berkaitan.
Selanjutnya dibacakan surah Luqman ayat 16-18.
(Luqman berkata,) “Wahai anakku, sesungguhnya jika ada (suatu perbuatan) seberat biji sawi dan berada dalam batu, di langit, atau di bumi, niscaya Allah akan menghadirkannya (untuk diberi balasan). Sesungguhnya Allah Maha Lembut lagi Maha Teliti.
Wahai anakku, tegakkanlah salat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar serta bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang (harus) diutamakan.
Dan janganlah memalingkan wajahmu dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi ini dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri.
