Kesalahan Data Sirekap Tak Wajar, Ada "Hidden Application"?

Dosen ITB Menilai Kesalahan Data Sirekap Tak Wajar, Ini Analisisnya

Aplikasi Sistem Informasi Rekapitulasi atau Sirekap mendapat sorotan pasca-hari pemilihan di Pemilu 2024. Permasalahan dengan Sirekap mengemuka di antara hasil hitung cepat Pemilihan Presiden atau Pilpres yang memenangkan pasangan calon Prabowo-Gibran dengan keunggulan suara cukup telak dari dua paslon lainnya. 

Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah mengakui ada perbedaan hasil antara penghitungan suara sementara dari Formulir C dengan yang ditampilkan Sirekap. Itu sudah terbukti setidaknya di 2.325 Tempat Pemungutan Suara (TPS). 

Temuan itu dinilai tak wajar oleh dosen di Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung (STEI ITB), Kelompok Keahlian Sistem Kendali dan Sistem Komputer,  Agung Harsoyo. 

“Mestinya ada filtering untuk mengecek apakah suara satu TPS lebih dari nilai tertentu,” kata dia menunjuk salah satu bentuk permasalahan yang ditemukan pada Sirekap, Jumat, 16 Februari 2024.

Agung menerangkan, ketika Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) mengirimkan gambar atau foto formulir C1 ke Sirekap, data dokumen itu diterjemahkan menjadi angka oleh perangkat Optical Character Recognition (OCR) dan Optical Mark Recognition (OMR). Proses itu, menurut Agung, seharusnya sekaligus menyaring.

"Misalnya jumlah suara tidak bakal bisa melebihi angka pemilih terdaftar dan pencoblos di suatu TPS. Mestinya itu sudah terdeteksi,” tuturnya. 

Agung menambahkan, saat data kiriman KPPS itu juga terkirim ke server pusat KPU, seharusnya pula ada bagian tertentu yang melakukan verifikasi data sebelum ditampilkan.

Agung menjelaskan, secara umum aplikasi Sirekap bisa dipasang oleh pengguna, kemudian ada back end aplikasi di KPU untuk rekapitulasi dan tabulasi. Jika terjadi kesalahan, kata Agung, masalahnya bisa merembet dari depan (front end) sampai ke belakang (back end).

“Jadi perlu dilakukan assessment end to end, dari sisi aplikasi yang di-instal di handphone, dari sisi server KPU, juga hosting di cloud yang diakses publik,” kata dia.

Sirekap Dibuat ITB, Kenapa Bermasalah?

Akun fb Eep S. Maqdir membagikan info dari WAG group informatika ITB.

Klarifikasi informal di group informatika ITB 

Kesalahan bukan di Software OCR/scanner. Sirekap sudah diuji dan divalidasi oleh Aptika jadi kesalahan Algoritma dasar seperti ini nggak mungkin.

Diduga ada Backdoor yg dibukakan oleh oknum KPU atau Firewall berhasil ditembus sehingga Aplikasi yg *bekerja didalam* bukan Sirekap tetapi Hiden Aplication yang memenangkan salah satu paslon.

Baca juga :