[PORTAL-ISLAM.ID] GAZA - Kelompok pejuang Palestina Hamas menegaskan bahwa mereka hanya akan menerima kesepakatan pertukaran tahanan dengan Israel jika negara itu menyetujui tiga syarat yang diajukan.
“Kembalinya tahanan pendudukan (Israel) mempunyai tiga harga. Pertama adalah bantuan bagi rakyat kami dan kembalinya mereka ke kehidupan normal. Kedua adalah mengakhiri agresi,” ungkap Dr. Khalil al-Hayya, seorang anggota biro politik Hamas dalam sebuah wawancara dengan TV Al Jazeera yang berbasis di Qatar (20/2/2024).
“Kemudian yang ketiga adalah kesepakatan pertukaran tahanan yang nyata yang membebaskan 10.000 tahanan Palestina di penjara-penjara Israel,” lanjut Hayya.
Dia mengatakan Israel menolak menarik pasukannya dari Gaza dan menolak mengizinkan warga Palestina kembali ke rumah-rumah mereka.
Sebelumnya, pada Sabtu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menggambarkan usulan Hamas mengenai gencatan senjata dan pertukaran tahanan sebagai “angan-angan.”
“Netanyahu minggu lalu, menarik kembali apa yang telah dia setujui dalam surat kabar Paris,” sebut Hayya.
Pada 7 Februari lalu, Hamas mengusulkan rencana tiga tahap untuk gencatan senjata Gaza yang mencakup jeda pertempuran selama 135 hari sebagai imbalan pengembalian sandera, menurut sebuah sumber Palestina.
Sementara kerangka kerja perjanjian asli telah disusun dalam pertemuan para pejabat tinggi AS, Israel, Qatar dan Mesir di Paris bulan lalu.
Israel meyakini ada 134 sandera yang ditahan di Gaza setelah pihaknya pekan lalu berhasil membebaskan dua warga Israel yang ditawan di kota Rafah, Jalur Gaza selatan.
[Wawancara Dr. Khalil al-Hayya dengan TV Aljazeera]