[Hadits] "Barang siapa membenci kemungkaran mereka (Pemimpin), maka ia telah terbebas dari tanggung jawab"

Oleh: Dr Muhammad Arifin Badri

Silahkan dibaca sendiri haditsnya...

Al Hasan meriwayatkan dari Dhabbah bin Mihshan, dari Ummu Salamah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: 

إِنَّهُ يُسْتَعْمَلُ عَلَيْكُمْ أُمَرَاءُ فَتَعْرِفُونَ وَتُنْكِرُونَ فَمَنْ كَرِهَ فَقَدْ بَرِئَ وَمَنْ أَنْكَرَ فَقَدْ سَلِمَ وَلَكِنْ مَنْ رَضِىَ وَتَابَعَ  قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَلاَ نُقَاتِلُهُمْ قَالَ « لاَ مَا صَلَّوْا 

"Akan ada orang orang yang menjadi pemimpin kalian, mereka melakukan hal hal yang ma’ruf (baik) dan juga melakukan tindak kemungkaran. Barang siapa membenci kemungkaran mereka, maka ia telah terbebas dari tanggung jawab, dan barang siapa mengingkari kemungkaran mereka maka ia telah selamat. Namun orang yang rela dan mengikuti kemungkaran mereka, (maka ia binasa)." Sepontan para sahabat bertanya: "Tidakkah lebih baik kita memerangi mereka (memberontak)." Beliau menjawab: "Jangan, selama mereka masih menegakkan sholat." (HR Muslim)

Al Hasan perawi hadits ini berkomentar:

وقال الحسن وفسره فمن أنكر بلسانه فقد برىء فقد ذهب زمان هذا ومن كره بقلبه فقد سلم وقد جاء زمان هذا قال ولكن من رضى وتابع قال الحسن فأبعده الله

Bahwa masa mengingkari dengan lisan, telah berlalu, sedangkan era beliau adalah mengingkari dengan hati. (Riwayat Al Baihaqy) 

Patut diketahui bahwa Al Hasan Al Bashri mengalami era Al Hajjaj bin Yusuf yang begitu bengis dan kejam, so wajar bila beliau mengatakan bahwa mengingkari dengan lisan itu telah berlalu masanya, maksud beliau ialah pada kondisi pemerintahan era beliau. Namun tentu itu tidak berlaku untuk semua keadaan dan masa.

So, jelas ya, ada dua sikap yang disebutkan dalam hadits: (1) membenci, (2) mengingkari.

Membenci belum tentu adalah tahapan paling mendasar dari inkarul munkar, dan inkarul munkar adalah aksi nyata dari kebencian terhadap kemungkaran, berupa ucapan atau lainnya.

Namun ingat ya! Dengan jelas pula bahwa mengingkari kemungkaran bukan berarti memberontak, dan tidak memberontak bukan berati membisu dengan kemungkarannya. 

(*)
Baca juga :