[PORTAL-ISLAM.ID] Yahya bin Ma'in atau Ibnu Ma'in adalah seorang imam ahlussunnah seorang pakar hadis dan ahli Ilmu rijal. Ia merupakan salah satu guru dari Imam Bukhari juga banyak pakar hadis lainnya.
Yahya bin Ma'in Rahimahullah berkata tentang Imam Ahmad:
Tidak pernah aku melihat sosok seperti Imam Ahmad bin Hanbal, kami berteman dengannya selama 50 tahun, tidak pernah sekalipun ia berbangga (menampakkan) kebaikan dan keshalihannya di hadapan kami.
Kami pernah melihat Imam Ahmad singgah di sebuah pasar di kota Baghdad, ia membeli seikat kayu bakar dan memikulnya di atas pundaknya, ketika manusia mengetahui hal itu, maka para pemilik toko dan warung meninggalkan toko dan warungnya, mereka berdiri sambil mengucapkan salam kepada imam Ahmad dan berkata: " wahai imam Ahmad biarkan kami yang mengangkat kayu anda" maka Imam Ahmad menggerakkan tangannya, memerah wajahnya, dan berlinang air matanya..seraya berkata: kami hanyalah orang kecil kalaulah bukan karena Allah menutup aib kami, niscaya cacat aib kami terbongkar dihadapan manusia.
[Sumber: Kitab Hilyatul Awliya karya Imam Abu Nu'aim]
--------------------------
Imam Ahmad bin Hanbal (lahir 20 Rabiul awal 164 H (27 November 780) - wafat 12 Rabiul Awal 241 H (4 Agustus 855)) adalah seorang ahli hadits dan fiqih Islam. Ia lahir di Mary, Turkmenistan, utara Afganistan. Serta ia dikenal dengan nama Imam Hambali.
Akhir Hayat
Imam Ahmad bin Hanbal mulai sakit pada malam Rabu, dua hari dari bulan Rabi'ul Awwal tahun 241 Hijriyyah, ia sakit selama sembilan hari. Tatkala penyakitnya mulai parah dan warga sekitar mulai mengetahuinya, maka mereka menjenguknya siang dan malam.
Penyakitnya kian hari kian parah, pada hari Kamis dan sebelum wafat ia memberikan isyarat pada keluarganya agar ia diwudhukan, kemudian mereka pun mewudhukannya. Ketika berwudhu, Imam Ahmad sambil berzikir dan memberikan isyarat kepada mereka agar menyela-nyela jarinya. Dia menghembuskan napas terakhirnya di pagi hari Jum’at bertepatan dengan tanggal 12 Rabi’ul Awwal 241 H pada umur 77 tahun di kota Baghdad.
Ia dimakamkan di pemakaman al-Harb, orang yang bertakziah tidak bisa dihitung jumlahnya saking banyaknya ada yang mengatakan jumlahnya mencapai 1.7 juta pelayat.
Hal ini merupakan bukti dari perkataan beliau ke para dedengkot bid’ah: “Antara kami dan kalian adalah hari ketika menjadi jenazah.”
Sampai-sampai Abdul Wahhab Al-Warraq berkata: “Kami tidak pernah mendengar ada rombongan pada masa jahiliyah, tidak juga pada masa Islam berkumpul ke satu jenazah yang jumlahnya melebihi berkumpulnya orang-orang ke jenazah Ahmad.”