Sedikit uraian mengenai negosiasi damai:
1. Pekan lalu, diskusi antara Qatar, Mesir, pimpinan Mossad, pimpinan CIA, dan lain-lain di Paris menghasilkan proposal yang disebut "Paris Paper" (Proposal Paris), untuk ditawarkan pada Hamas dan Israel.
2. Paris Paper itulah yang jadi landasan bahan bahasan gencatan senjata. Israel ngotot ingin mengusir Hamas dari Gaza agar perang berhenti. Sebaliknya, Hamas mau Israel berhenti menyerang tanpa syarat.
3. Atas dampingan Qatar dan Mesir itulah, kini Israel mulai menurunkan syaratnya, tanpa Hamas harus menurunkan syaratnya.
-----------------
Pejabat Hamas, Abdur Rahman Sadid, berkomentar tentang ini:
🔻Kami meyakinkan rakyat Palestina dan bangsa kami: Apa yang tak berhasil dicapai musuh dengan 'mesin perang', tak akan pula ia capai dengan 'mesin politik dan negosiasi.'
🔻Tanggapan kami sangat menentukan, bahwa usulan apa pun yang tidak mengarah pada: (1) penghentian total agresi dan penarikan pasukan israel secara menyeluruh dari Gaza, (2) pencabutan pengepungan, (3) pembukaan gerbang rekonstruksi secara luas, dan (4) pembebasan tahanan kami, tidak akan kami terima.
🔻Musuh, setelah 122 hari perang, belum mencapai satu pun tujuan militer yang dinyatakannya, kecuali melakukan pembantaian terhadap anak-anak, perempuan, dan bersikeras terus melangsungkan genosida.
🔻Perlawanan di Gaza baik-baik saja, dan para pejuang di perbatasan terus menyerang musuh keji ini, yang menyebabkan jatuhnya korban setiap harinya di barisan musuh.
🔻Kami yakin akan kemenangan dan pertolongan Allah. Sebentar lagi rakyat kami akan menyaksikan kekalahan musuh dari tanah Gaza, melalui kegagahan para pejuang kami, serta ketabahan dan pengorbanan rakyat kami.
------------
Mantan pejabat Shin Bet, Ehud Yatom: Berdasarkan pengalaman saya, sangat sulit mengalahkan Hamas dengan kekuatan militer, harga apapun harus dibayar untuk sebuah kesepakatan pertukaran.
(Sumber: Chanel Telegram Risalah Amar)