Tahun 2019 saya membuat status tentang dokter Hany Elnazer (Kairo, Mesir) yang telah mengobati ribuan pasien penyakit kulit secara cuma-cuma, juga telah bersedekah dengan ilmunya hingga jutaan resep ia tuliskan kepada siapa saja yang mampir ke laman Facebooknya untuk berkonsultasi atau meninggalkan pertanyaan terkait keluhan yang dirasa di kolom komentar.
Dari 2019 ketika status itu saya buat sampai 2024, beliau tetap istiqomah melakukan hal ini, bahkan jauh sebelum 2019, beliau sudah melakukan dakwahnya sebagai dokter muslim yang dermawan dan berakhlak mulia.
Dokter Hani, tahun lalu didiagnosis menderita penyakit keras yang pengobatannya tidak mudah, tapi penyakit ini tak mampu membuat dokter baik ini berhenti melakukan dakwah bil hal dan sedekah ilmunya.
Setiap kali beliau merasa kondisinya sedikit membaik, maka ia akan mempersilahkan siapapun meninggalkan pertanyaan di kolom komentar, dengan sopan beliau menulis "Jika Bapak dan Ibu punya keluhan tapi karena cuaca dingin atau tidak ingin ke dokter, atau sayang uang sementara apa-apa mahal, silahkan saya siap menjawab pertanyaan dan membuatkan resep, selama keluhannya tidak memerlukan pemeriksaan lebih lanjut atau tindakan medis."
Biasanya sesudah beberapa menit, ribuan pertanyaan masuk dan dokter Hany dengan sabar menjawab satu-persatu pertanyaan semampunya.
Pagi ini, Kamis 22 Februari 2024, dokter Hany menghembuskan nafas terakhir, meninggalkan teladan dan nama baik tapi membawa amal, pahala sedekah, dan doa jutaan mantan pasien gratisnya dan jutaan orang yang mengaguminya.
Dokter Hany adalah contoh konkret dari hadits "Jika Allah mencintai seorang maka akan dimudahkannya melakukan amal saleh dan akan dimatikan dalam keistiqomahannya melakukan amal itu."
Cukuplah kematian menjadi ibrah. Selamat jalan dokter Hany semoga langkahmu dicontoh banyak orang yang belum sepenuhnya meyakini makna berkah karena berbagi. Adakah berkah yang melebihi kesaksian jutaan orang bahwa si mayit calon penghuni surga?
Wallahu 'alam bissawab.
(Du'aa Ahmad Nahrawi)