[PORTAL-ISLAM.ID] Presiden AS Joe Biden mengatakan pada hari Senin (26/2/2024) bahwa dia berharap gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang akan menghentikan permusuhan dan memungkinkan pembebasan sandera yang tersisa dapat berlaku awal minggu depan.
Ketika ditanya kapan gencatan senjata bisa dimulai, Biden berkata: “Saya berharap pada awal akhir pekan. Akhir akhir pekan. Penasihat keamanan nasional saya memberi tahu saya bahwa kita sudah dekat. Kami sudah dekat. Kami belum selesai. Harapan saya adalah Senin depan kita bisa melakukan gencatan senjata.”
Biden berkomentar di New York setelah merekam penampilannya di acara NBC “Late Night With Seth Meyers.”
Negosiasi sedang dilakukan untuk gencatan senjata selama berminggu-minggu antara Israel dan Hamas untuk memungkinkan pembebasan sandera yang ditahan di Gaza oleh kelompok militan tersebut dengan imbalan Israel membebaskan ratusan tahanan Palestina. Usulan jeda pertempuran selama enam minggu juga termasuk mengizinkan ratusan truk mengirimkan bantuan yang sangat dibutuhkan ke Gaza setiap hari.
Para perunding menghadapi tenggat waktu tidak resmi sebelum dimulainya bulan suci Ramadhan sekitar tanggal 10 Maret, periode yang sering kali menyaksikan meningkatnya ketegangan Israel-Palestina.
Sementara itu, Israel gagal mematuhi perintah pengadilan tinggi PBB untuk memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan kepada orang-orang yang putus asa di Jalur Gaza, kata Human Rights Watch pada hari Senin, sebulan setelah keputusan penting di Den Haag memerintahkan Israel untuk melunakkan konfliknya.
Sebagai tanggapan awal terhadap petisi Afrika Selatan yang menuduh Israel melakukan genosida, pengadilan tinggi PBB memerintahkan Israel untuk melakukan semua yang mereka bisa untuk mencegah kematian, kehancuran, dan tindakan genosida apa pun di wilayah kecil Palestina tersebut. Mereka tidak memerintahkan diakhirinya serangan militer yang telah memicu bencana kemanusiaan.
Israel membantah tuduhan yang dilayangkan kepadanya, dan mengatakan bahwa mereka berperang untuk membela diri.
Hampir lima bulan setelah perang, persiapan sedang dilakukan bagi Israel untuk memperluas operasi daratnya ke Rafah, kota paling selatan Gaza di sepanjang perbatasan dengan Mesir, tempat 1,4 juta warga Palestina mencari keselamatan.
Koresponden AP Karen Chammas melaporkan klaim Human Rights Watch bahwa Israel membatasi bantuan kepada warga Palestina yang putus asa.
Situasi di Rafah telah memicu kekhawatiran global. Sekutu Israel telah memperingatkan bahwa mereka harus melindungi warga sipil dalam pertempuran melawan kelompok militan Hamas.
(Sumber: AP)