Catatan Agustinus Edy Kristianto:
Tudingan bekas Menteri Perdagangan Muhammad Luthfi bahwa dokumenter "Dirxx Voxx" (DV) yang dibuat oleh Dandhy Dwi Laksono dkk adalah "propaganda terang-terangan untuk menjelekkan nama presiden kita" seperti saya lihat dalam video (terlampir), bikin saya geli sendiri.
Sini saya akan jelaskan:
Pertama, selain mengingatkan kita semua akan pentingnya mengawasi kecurangan dalam pemilu, gara-gara heboh DV, saya jadi ingat status saya pada 24 Agustus 2022: mengapa dia (eks Menteri Perdagangan Muhammad Luthfi) belum jadi tersangka korupsi izin ekspor minyak goreng yang total kerugian negaranya Rp18 triliun itu?
Namanya tercantum dalam surat dakwaan sebagai pejabat yang berwenang dalam memutuskan izin ekspor itu dan saya pikir sangat layak bagi jaksa mendalami keterlibatannya untuk kemudian menetapkannya sebagai tersangka.
Saya menduga kuat "ada aroma yang tidak sedap" di balik kasus itu.
Kedua, jika yang bersangkutan menuding Dandhy dkk "melakukan propaganda terang-terangan untuk menjelekkan nama presiden kita" rasanya perlu juga kita tanya kepada presiden, siapa yang dulu jadi dalang operasi "menjelek-jelekkan nama anak sulung presiden" di media sosial dan sekitarnya sebelum si sulung menjadi cawapres, yang secara tidak langsung juga berarti melakukan "propaganda terang-terangan untuk menjelekkan nama presiden kita"."
Kadang manusia perlu menahan diri untuk tidak berganti kulit terlalu cepat.
Salam "Dirty Soup for the Dirty Soul".
[Video Eks Mendag M Lutfi]
Pagi2 udah keliatan Dirty Vote makin panas nih, direspon langsung ama ex Mendag, Lutfi 👀 pic.twitter.com/JjZy1oItea
— Political Jokes ID (@PolJokesID) February 12, 2024