KEAJAIBAN YANG NYATA
"Seandainya Muhammad mengatakan lebih dari itu pun, aku akan tetap percaya!" Tegasnya.
Jawaban itu diberikan Abu Bakar saat ditanya pendapatnya oleh kaum kafir Quraisy atas peristiwa luar biasa yang terjadi pada malam sebelumnya.
Peristiwa tentang perjalanan Rasulullah SAW dari Makkah ke Baitul Maqdis, lalu naik ke Sidaratul Muntaha, hanya dalam waktu semalam saja.
Begitu luar biasanya peristiwa itu, hingga Ilmu pengetahuan modern pun tak ada yang sanggup menjelaskannya. Akal manusia tak sampai untuk membuat perhitungan rumit atas peristiwa itu.
Bagaimana tidak, semisal perjalanan itu dilakukan dengan kendaraan yang melaju dengan kecepatan cahaya, maka dalam perhitungan ilmiah, baru akan sampai langit pertama setelah menempuh perjalanan selama dua miliar tahun!
Sampai ke langit ketujuh setelah menempuh perjalanan empat belas miliar tahun. Kemudian sampai ke Makkah kembali setelah menempuh perjalanan dua puluh delapan miliar tahun!
Para astronom mengenalkan istilah "tahun cahaya" (light year) untuk mengukur jarak antarbintang yang fantastis jauhnya. Jarak "satu tahun cahaya" ialah jarak yang ditempuh oleh cahaya dalam perjalanan satu tahun.
Alhasil, dalam perhitungan ilmiah, manusia “mustahil” bisa melakukan perjalanan sejauh itu. Apalagi teori lain mengatakan, cahaya adalah kecepatan mutlak, sehingga setiap benda yang berjalan secepat cahaya akan lebur dan terurai menjadi energi.
Namun, peristiwa luar biasa itu nyata. Yang hanya bisa dipahami dengan kacamata iman. Sebagaimana yang dicontohkan sahabat Abu Bakar, hingga membuatnya digelari As Shiddiq.
Dalam perjalanan agung itu pun, Allah memberikan isyarat yang luar biasa. Rasulullah SAW “disinggahkan” sejenak di Masjidil Aqsha sebelum Mi’raj untuk menjemput perintah shalat.
Mengapa harus “mampir” ke Masjidil Aqsha dahulu? Padahal kalau mau Mi’raj dari Makkah pun tentu tak masalah.
Allah ingin menunjukkan pada kita betapa pentingnya Masjidil Aqsha! Tempat suci yang diperjuangkan dengan darah dan air mata para syuhada.
Bukan suatu kebetulan pada 27 Rajab 583 H atau bertepatan dengan 2 Oktober 1187, Sang Pahlawan Shalahudiin Al Ayyubi dan pasukannya berhasil membebaskan Baitul Maqdis dari pasukan Salib.
Sungguh, banyak keajaiban yang nyata di Masjidil Aqsha. Semoga Allah segera hadirkan “keajaiban” serupa di bulan Rajab ini pada saudara-saudara kita yang kini tengah teraniaya di Palestina.
Jakarta, 7/2/2024
(Uttiek)