HIDAYAH adalah hak prerogatif Alloh semata. Beruntunglah mereka yang mendapat hidayah meski di usia senja. Berbahagialah mereka yang kembali ke pangkuan Islam setelah puluhan tahun berpaling darinya.
Adalah Mbah Jami. Seorang lansia di Desa Geburit Kawengan Ungaran Timur. Dulu dia dan leluhurnya beragama Islam. Sewaktu kecil dan remaja rajin mengaji di Masjid. Dia hafal surat Al-Fatihah dan surat-surat pendek lainnya.
Dia menikah dengan seorang lelaki muslim juga. Tetapi suatu ketika ia tergoda untuk berpindah agama. Semuanya karena faktor ekonomi. Mereka keluarga yang sederhana dan memiliki 5 orang anak.
Mbah Jami memutuskan memeluk agama Kristen. Dan sejak itu seluruh anak-anaknya pun mengikuti keyakinan barunya. Suaminya tetap dalam agama Islam dan memilih bercerai.
Berpuluh tahun Mbah Jami berpaling dari agama leluhurnya. Tapi Alloh masih sayang padanya. Di usia senjanya, yaitu usia 77 th, dia memutuskan untuk bersyahadat kembali.
Tentu ini adalah sebuah anugerah tak terkira baginya. Karena tak semua orang bisa bersyahadat kembali di penghujung usianya.
Hari Ahad 14 Januari 2024 menjadi hari yang bersejarah baginya. Dia mengikrarkan dua kalimat syahadat. Mengakui kembali bahwa Alloh adalah Tuhannya dan Muhammad adalah nabinya. Secercah kebahagiaan terpancar di wajahnya yang sudah penuh dengan keriput.
Seusai syahadat, Mbah Jami terlihat ceria. Bahkan dia masih lancar menghafal surat al-fatihah. Padahal sudah puluhan tahun dia tak mengerjakan sholat.
Sebetulnya 4 putra mbah Jami sudah masuk Islam lagi. Tinggal 1 orang yang masih memeluk non Islam. Bahkan menjadi seorang pendeta.
Sudah berulang kali Mbah Jami diajak masuk Islam kembali oleh anak-anaknya. Tapi saat itu hati mbah Jami belum tersentuh.
Dan alhamdulilah tadi malam Mbah Jami mengikrarkan dua kalimat syahadat. Kembali ke pangkuan Islam atas permintaannya sendiri.
Sewaktu tim Mualaf Center Kab Semarang menanyakan apa alasannya akhirnya mau masuk Islam kembali?
Beliau menjawab bahwa beliau ingin berkumpul bersama anak-anaknya di akhirat kelak. Jika berbeda agama, maka dia tak bisa bertemu kembali dengan keempat anaknya. Dan itu membuat hatinya sedih. Juga agar bisa berjumpa kembali dengan mantan suaminya.
Dulu mereka bercerai saat Mbah Jami memutuskan murtad. Suaminya tetap teguh dalam iman Islam. Sedangkan Mbah Jami memutuskan murtad beserta kelima anaknya dalam waktu bersamaan.
Kini suaminya sudah meninggal. Dan Mbah Jami menyesali keputusannya di masa lalu. Berharap kelak masih bisa menjumpai mantan suaminya untuk meminta maaf.
Semoga Mbah Jami istiqomah dalam iman Islam hingga akhir hayat, aamiin.
(Oleh: Widi Astuti)