Baru-baru ini para pejabat Taliban membuka sebuah pabrik baru panel surya di provinsi Herat. Pabrik ini hasil kerja sama bisnis dengan investor China dan mempekerjakan banyak pemuda Afghan.
Kedua belah pihak bekerja sama untuk saling diuntungkan.
Pabrik membuka lapangan kerja baru. Rakyat Afghanistan mendapatkan panel surya dengan harga lebih murah, daripada 100% impor yang juga akan menguras devisa.
Listrik adalah hal yang sangat berharga di Afghanistan, dimana panel surya adalah salah satu solusi paling efektif, terutama bagi penduduk pedesaan.
Pabrik mampu memproduksi hingga 100 ribu lembar panel tiap tahun. Dengan kata lain, tahun depan setidaknya 50 ribu rumah baru akan memiliki sumber listriknya sendiri.
Posisi Afghanistan memang lebih lemah daripada China dalam hal ekonomi, yang butuh siapa, yang susah siapa, tapi IEA ga bisa didikte gitu aja sama China.
Daripada ga ada yang bantu sama sekali alias 0 besar, mending kerja sama dengan China dimana untungnya masih dapat 40%.
Sementara bagi China, selain meraup keuntungan finansial juga untuk menancapkan pengaruhnya di Afghanistan demi proyek OBOR atau jalur Sutera baru.
China mendapat kemudahan membuat proyek jalur perdagangan ke Pakistan, Iran dan India. Mereka perlu menjaga Afghanistan sebagai "kawan" agar tidak support pejuang Uighur.
Hubungan Taliban-Uighur-China cukup pelik dan serba tersembunyi. Tidak ada yang tahu pasti bagaimananya.
Taliban menjamin wilayahnya ga akan jadi basis untuk menyerang negara lain.
Namun jika ditekan, Taliban akan memulangkan ribuan orang-orang dengan skill militer ke negara asalnya seperti Tajikistan, China, Uzbekistan dan Kazkhstan. Justru tetangganya yang pusing kan?
Taliban dibutuhkan untuk meredam para kombatan. Uighur butuh Afghanistan sebagai tempat suaka. Taliban butuh China untuk pemulihan ekonomi. Taliban butuh Uighur untuk gertakan, 'nih kami punya mereka, kalian punya apa supaya kami tetap pegangi mereka'. Namun yang paling penting adalah melindungi sesama Muslim.
Solusi dari Taliban untuk Uighur, "kalian aman di sini, tapi untuk sementara diam dulu ya".
Entah ada kaitannya atau tidak, belakangan China juga menurunkan tekanan pada Uighur di Xinjiang, entah karena ingin menjaga hubungan dengan Taliban atau lainnya.
Kalo masih ada yang nanya atau mempermasalahkan kenapa Taliban kerja sama ekonomi dengan Komunis China, maka jawabannya adalah:
Trus pada kemana negara-negara Muslim yang kaya itu? Kok pura-pura budeg semua ketika 40 juta saudaranya diboikot dan diblokade oleh Amerika?
(Fathi Nasrullah)