Matinya seorang bergelar kyai buya dengan pendapat-pendapatnya yang nyeleneh dan merusak tatanan ajaran islam yang telah mapan menjadi pelajaran bagi kita semua bahwa banyaknya ilmu bukanlah jaminan seseorang itu berada di atas kebenaran.
Ilmu yang benar bukanlah yang sekedar katsir/banyak tapi ilmu yang nafi'/memberikan manfaat. Bahkan ilmu yang qalil tapi nafi itu lebih baik daripada ilmu kastir namun ghairu nafi'.
Karena ilmu kalau tidak bermanfaat akan menjadi bencana. Di akhirat ia tidak akan menjadi pembela pemiliknya tapi sebaliknya akan menjadi penuntut yang akan memberatkannya.
Maka pengingat buat kita para penuntut ilmu, selain rajin belajar jangan bosan merapal doa yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam:
اللهم إنا نعوذ بك من علم لا ينفع
"Yaa Allah sesungguhnya kami berlindung kepadamu dari ilmu yang tidak bermanfaat."
نسأل الله السلامة والعافية في الدنيا والآخرة
(Ihsanul Faruqi)
----------------
Buya Syakur ini sesepuhnya liberal , memang biasa bicara Agama dg main akal2lan & lihai bermain retorika. Hati2 jangan terkecoh, beliau cuma dijadikan pion dr program moderasi agama yg merupakan kelanjutan dr Islam Nusantara https://t.co/5m23bAaTLE
— أبوبكر حسن السقاف (@abubakarsegaf) October 31, 2021
CERAMAH DI MABES POLRI
— Nazlira Alhabsy (@Naz_lira) October 30, 2021
"MODERASI BERAGAMA"
Dalam rangka merajut nasionalisme dan toleransi beragama.
Nilai sendiri ya guys..!!
Kalau buat saya Insyaallah cukuplah ulama-ulama yang dibenci rezim yang menjadi panutan...🙏 pic.twitter.com/Ptklhc1wdY