IMAM DAN POLITISI:
Pak @ShamsiAli2 menyebut diri imam, beda dengan saya. Saya sejak awal memang memilih berpolitik. Mendirikan partai politik. Berpihak dan memilih. Memilih bertarung dan dalam politik ini ada kawan ada lawan meskipun politik kita dlm demokrasi jauh lebih halus dan lembut tetap saja pilihan pilihan kasar harus kita buat. Sementara para kyai, ustadz dan muballig tidak harus membuat pilihan kasar itu.
Tetapi dalam situasi seperti sekarang, kita tidak punya hak untuk melarang orang untuk mengambil sikap politik. Tetapi sebaiknya jika antum ingin mengambil sikap politik maka bisa hanya pada level ide dan pikiran karena itu akan jauh lebih elegan.
Kalo antum terpaksa menjadi berpihak secara lebih kasar kepada partai atau orang tertentu, maka sebaiknya mengumumkan diri sebagai tim sukses atau relawan atau anggota partai akan jauh lebih bijaksana dan terang benderang.
Terutama bagi umnat yg ikut antum sebagai imam bukan sebagai politisi.
Sementara antum bukan anggota partai dan tidak pernah mendeklarasikan diri sebagai bagian dari calon politik tertentu tapi setiap hari membuat serangan serangan yang kasar kepada calon dan orang orang yang memilih untuk menjadi politisi seperti saya. Ini seperti penonton yg ikut nendang bola.
Dan seperti yang terjadi antara dalam PKS itu adalah antara politisi bahwa dalam politik itu terjadi saling fitnah dan bunuh membunuh seperti yang dilakukan kepada banyak kawan saya.
Antum bisa bayangkan bagaimana sebuah proses pemecatan dilakukan tanpa kesalahan dan tanpa alat bukti sama sekali hanya karena berbeda pendapat dengan pimpinan orang2 yang ikut mendirikan dan membesarkan partai dihabisi.
Jadi ini peristiwa politik enggak usah ikut campur kalau tidak mengerti persoalannya.
Akhirnya,
Saran saya kepada imam @ShamsiAli2, tidak semua harus berperang. Untuk berperang syaratnya berat. Salah satunya gak punya utang.
Sehat selalu ustadz, semoga maju pesantrennya. Amin YRA.
(FAHRI HAMZAH)
IMAM DAN POLITISI:
— #AyoMoveOn2024 (@Fahrihamzah) January 10, 2024
Pak @ShamsiAli2 menyebut diri imam, beda dengan saya. Saya sejak awal memang memilih berpolitik. Mendirikan partai politik. Berpihak dan memilih. Memilih bertarung dan dalam politik ini ada kawan ada lawan meskipun politik kita dlm demokrasi jauh lebih halus…