BY Wendra Setiawan
Kadang kasian juga liat pendukung mantan. Mereka gak sadar jagoannya cuma dijadikan batu loncatan untuk membuka jalan bagi anak Raja untuk berkuasa.
Tapi ya urusan mereka lah.
Dari awal sang Raja memang tidak berminat menjadikan jagoan mereka pilihan utama. Ada Kang Uban yang sejatinya akan dijadikan boneka Baginda Raja, sambil menunggu pangeran-pangeran dewasa.
Kang Uban sudah diajak keliling nusantara untuk dipromosikan. Dibanjiri berbagai penghargaan dari banyak kementerian. Di-endorse di berbagai kesempatan.
Tapi sayangnya Kang Uban lebih memilih setia pada Lady Cempluk. Kalau Kang Uban sudah di bawah kendali sang Lady, maka akan sulit bagi Baginda Raja untuk mengontrol Kang Uban di pemerintahan, yang mana hal ini juga akan mempengaruhi karir Sang Pangeran di masa depan.
Di tengah kegalauan, Baginda Raja melihat ada peluang lewat seorang bapak tua yang hasrat berkuasanya masih tinggi, walau kemampuan fisik dan kontrol emosinya sudah menurun drastis. Kebetulan pak tua ini sekarang sudah jadi pemujanya.
Apalagi Baginda Raja dan pak tua sama-sama memilik basis pendukung fanatik yang sangat besar. Sempurna. Bukankah lebih baik mengendalikan pemilik partai, daripada hanya memelihara petugasnya?!
(*)