Menurut Ridwan Kamil beberapa waktu lalu, di Jawa Barat, kelompok pendidikan menengah ke bawah banyak memilih Prabowo, sedangkan kelompok pendidikan menengah ke atas Anies sedikit di atas.
Hal ini agak serupa dengan yang disampaikan oleh komika Pandji Pragiwaksono, bahwa pemilih rasional seharusnya akan cenderung memilih Anies.
Apa yang disampaikan oleh Ridwan Kamil dan Pandji ini, tampaknya menggambarkan demografi pemilih Anies, yang dulu pernah saya singgung juga, yaitu: "Kalangan terpelajar yang religius", atau bisa ditambahkan: "Kalangan terpelajar yang religius, atau minimal tidak punya kebencian terhadap Islam politik".
Anies sebenarnya bukan representasi Islam politik, namun sebagian pendukungnya, misal PKS dan Partai Ummat, identik dengan Islam politik. Karena hal ini, sebagian orang yang takut dengan isu formalisasi syariah dan semisalnya, menolak untuk mendukung Anies.
Kalangan terpelajar yang mampu berpikir secara rasional, tidak punya kebencian berlebih terhadap kelompok Islam politik, dan bersedia mengakses berbagai data dan rekam jejak, yang semuanya bisa diakses secara online, sangat wajar memilih Anies dibandingkan dua calon lainnya.
Namun lagi-lagi, demokrasi elektoral, tidak membatasi pemilih pada kalangan terpelajar nan religius saja. Semuanya berhak memilih. Kalangan pendidikan menengah ke bawah, yang tidak mampu mengakses data. Kalangan pemilih emosional yang cenderung kurang bisa menilai dengan data. Dan kalangan anti Islam politik. Semuanya berhak memilih. Dan secara demografis, jika diakumulasikan, mereka semua ini cukup besar.
Kalau mengacu data survey terkini, dari berbagai lembaga survey, Prabowo akan melenggang di putaran 1, sedangkan Anies dan Ganjar akan bertarung cukup keras. Jika Anies lolos di putaran 1, maka putaran 2 akan sangat menarik. Karena menurut sebagian pengamat, meski Prabowo unggul dalam elektabilitas, namun angkanya sudah mentok, sulit untuk dinaikkan. Artinya, di putaran 2, jika Anies berhasil mengumpulkan semua suara non-Prabowo, maka ada kemungkinan Anies bisa menang.
(Ustadz Muhammad Abduh Negara)